Sunday 10 April 2011

Virus (Mikrobiologi)

Makalah Mikrobiologi : Virus


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
          Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk hidup yang kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop (micros = kecil, bios = hidup, logos = ilmu). Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini yang diantaranya adalah virology yaitu ilmu yang mempelajari tentang dunia virus, dan ini merupakan salah satu dari kesekian empat cabang dari mikrobiologi itu sendiri yang diantaranya adalah bakteriologi, riketsiologi, dan mikologi. Pentingnya kita dalam mempelajari makhluk mikro ini bisa kita ambil dari contoh akibat yang ditimbulkan makhluk-makhluk ini beserta memanfaatkannya dalam kepentingan yang benar. Pada kesempatan ini kami akan sedikit menelaah tentang virus.
 
B. Pokok Bahasan
1. Ciri-ciri umum virus
2. Macam-macam virus
3. Morfologi dan struktur virus bakterial
4. Reproduksi virus bakterial
 
 
 
BAB II
VIRUS

A. Pengertian Virus
                Virus adalah mikroorganisme yang sedemikian kecilnya sehingga hanya dapat dilihat pada perbesaran yang disediakan oleh mikroskop elektron. Mereka dapat lolos melewati pori-pori saringan yang tidak memungkinkan lewatnya bakteri. Virus juga memperbanyak diri hanya didalam sel-sel hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme lain. Karena alasan inilah mereka disebut parasit intraseluler obligat.

B. Ciri-Ciri Virus
1. Tersebar luas di alam
2. Terdiri dari inti asam nukleat dikelilingi oleh selubung protein
3. Mempunyai bentuk yang berbeda-beda
4. Mempunyai ekor yang digunakan untuk melewatkan asam nukleatnya ketika menginokulasi sel inang.

C. Sifat Dasar Virus Dibandingkan dengan sel prokariot atau eukariot, struktur virus luar biasa sederhana karena seperti beberapa kelompok organisme lainnya yang telah dibicarakan, virus adalah parasit intraseluler obligat, tetapi disinilah perbandingan virus dengan ricketsia atau klamidia berakhir. Satu komponen yang tidak dimiliki semua virus adalah system pembangkit ATP sistesis biologis memrlukan energi, dan energi disediakan oleh ATP sebagai energi kimia dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi. Namun, untuk kehidupan mandiri, sel harus melakukan oksidasi untuk menyediakan energi bagi pembangkitan (regenerasi) ikatan fosfat berenergi tinggi yang diperlukan untuk reaksi biosintesis. Tidak ada virion yang mempunyai system regenerasi ini, oleh karena itu harus mengandalkan system pembangkit ATP yang ada dalam sel inang yang diinfeksi. Komponen kedua yang tidak dimiliki virus, dan yang harus disediakan inangnya adalah komponen structural untuk sintesis protein yaitu ribosom. Sintesis protein apapun memerlukan asam ribosonukleat (RNA pesuruh) terikat pada ribosom hingga masing-masing asam amino dapat disalurkan untuk membentuk protein. Virion memang membawa RNA dan DNA sendiri, tetapi yang diketahui kini semua virus harus menggunakan ribosom sel inangnya untuk sintesis protein. Ciri lain yang khas hanya pada virus adalah bahwa sementara semua bentuk kehidupan mengandung RNA dan DNA, virus hanya mengandung satu tipe asam nukleat, dalam satu hal kandungan itu adalah RNA, dan dalam keadaan yang lain DNA, tetapi tidak keduanya.

D. Ukuran Dan Bentuk Virus cukup beraneka ragam dalam ukuran, tetapi pada umumnya jelas di bawah penglihatan mikroskop cahaya. Ukuran virus dapat ditentukan dengan beberapa tehnik, virus menduduki kisaran 20-50 nm (1 nanometer = semilyar meter). Jadi bakteri yang panjangnya 1µm sama dengan 1000 nm. Tiga tehnik dasar yang digunakan untuk menentukan ukuran virus adalah:
1) Filtrasi melalui membrane yang digradasi yang ukuran pori membrannya diketahui.
2) Sentrifugasi kecepatan tinggi (100.000 kali lebih besar dari gravitasi) dengan menentukan laju kecepatan pengendapan partikel virus pada dasar tabung sentrifus.
3) Pengamatan langsung dengan mikroskop electron. Dapat dipikirkan virus dalam bentuknya yang paling sederhana sebagai tidak lebih dari pembungkus protein yang disebut kapsid. Namun, banyak virus lebih kompleks dalam arti bahwa virus mungkin mengandung enzim yang diperluakan untuk replikasi asam nukleatnya. Juga beberapa mungkin memiliki karbohidrat yang terikat pada pembungkus protein (glikoprotein), dan yang lain dibungkus membrane yang diperoleh sewaktu muncul dari sel inang. Contoh-contoh virus: Virus RNA Virus DNA
1. poliomyelitis, hepatitis A
2. encephalitis, yellow fever
3. AIDS
4. Mumps, morbili
5. Demam berdarah
6. Common coid
7. Encephalitis
8. Influenza
9. Rabies
a. virus kanker
b. hepatitis B
c. varicella, herpes genetalis
d. smallpox (variola), cowpox (vaccinia)

E. Pembagian Virus Virus berdasarkan inangnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Virus Bakteri a. Pengertian Yaitu virus yang menyerang pada inang bakteri yang mana virus ini ditemukan oleh Frederick W. Twort pada tahun 1915 di Inggris dan Felix d’Herilla. Yang mana mereka menemukan bakteri menjadi larut dan lenyap bahwa efek litik ini dapat ditularkan dari koloni ke koloni. b. Morfologi Virus bakteri dapat dikelompokkan ke dalam enam tipe morfologis, yaitu : 1. Tipe yang paling rumit ini mempunyai kepala heksagonal, ekor yang kaku denganseludang kokntraktil, dan serabut ekor.
2. Serupa dengan A, tipe ini mempunyai kepala heksagonal. Tetapi tidak mempunyai seludang kontraktil, ekornya kaku, dan mengenai serabut ekor, ada yang mempunyai dan ada yang tidak.
3. Tipe ini dicirikan oleh sebuah kepala heksagonal dan sebuah ekor yang lrbih pendek daripada kepalanya. Ekornya itu tidak mempunyai seludang kontraktil dan dan mengenai serabut ekor, ada yang mempunyai dan ada yang tidak.
4. Tipe ini mempunyai sebuah kepal tanpa ekor, dan kepalanya tersusun dari kapsomer-kapsomer besar.
5. Tipe ini mempunyai kepala tanpa ekor, dan kepalanya tersusun dari kapsomer-kapsomer kecil.
6. Tipe ini berbentuk filament c Reproduksi virus bacterial Reproduksi virus bacterial yang virulen mencakup urutan umum sebagai berikut: Adsorpsi partikel fage, Penetrasi asam nukleat virus, Perakitan partikel-partikel baru, Dan pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam suatu ledakan besamaan dengan terjadinya kisis sel inang, Fage-fage virulen telah digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri patogenik.
2) Virus hewan dan tumbuhan a. Pengertian Virus ini bersifat parasit Intraseluler obligat yang sangat kecil, setiap virion mempunyai inti pusat Asam Nukleat di kelilingi oleh kapsid. Beberapa virion juga mempunyai sampul. Secara morfologis, Virus hewan dan tumbuh-tumbuhan dapat Ikosahedral, helikal, bersampul, atau kompleks. Asam nukleat pada Virus – virus hewan dan tumbuhan mengandung DNA atau RNA, tetapi Virion yang sama tidak dapat mengandung kedua-duanya. Ada empat jenis Asam nukleat yang mungkin :
1. DNA berutasan tunggal
2. Rna berutasan tunggal
3. DNA berutasan ganda
4. RNA berutasan ganda Tipe-tipe asam nukleat pada virus Virus Asam nukleat DNA RNA Berutasan tunggal Berutasan ganda Berutasan tunggal Berutasan ganda Binatang + + + + Tumbuhan + + + bakteri + + + b. Komponen –komponen kimiawi yang lain :
1. Protein ialah komponen kimiawi utama yang lain pada virus, dan merupakan bagian terbesar dari kapsid. Mengandung enzim yang berfungsi dalam replikasi komponen Asam nukleatnya.
2. Lipid Senyawa-senyawa ini meliputi fosfolipid, glikolipid, lemak-lemak alamiah, asam lemak, aldehide lemak, dan kolesterol. Fosfolipid adalah substansi lipid yang predominan dan di jumpai pada sampul virus.
3. Karbohidrat Semua Virus mengandung karbohidrat karena asam nukleatnya itu sendiri mengandung ribose dan dioksi ribose. Beberapa virus hewan bersampul, seperti virus influenza dan miksovirus yang lain, pada umumnya terdapat duri-duri yangterbuat dari Glikoprotein.
c. Reproduksi virus Partikek virus diluar sel inang tidak mempunyai kegiata metabolic yang mandiri dan tidak mampu bereproduksi melalui proses-proses yang khas bagi jasad-jasad renik yang lain perbanyakan berlangsung dengan replikasi, yaitu protein virus beserta komponen-komponen asam nukleatnya berepproduksi didalam sel-sel inang yang rentan. Proses keseluruan infeksi itu dapat digambarkan secara umum sesbagai berikut: virion melekat pada suatu sel inang yang rentan pada situs- situs yang kurang lebih spesifik. Seluruh virus atau hanya asam nukleatnya menembus masuk kedalam sel itu. bila yang menembus masuk kedalam sel itu seluruh virus, maka harus terjadi pelepasan selubung virus terlebih dahulu, untuk membebbaskan asam nukleatnya. Reproduksi virus terjadi didalam sitoplasma, didalam inti, atau dikedua-duanya. Protein serta komponen- komponen asam nukleat virus dirakit menjadi partikel virus dan dibebaskan dari sel inang. Dengan demikian maka langkah- langkah infeksi adalah:
1) Pelekatan(absorbsi) Proses pelekatan terjadi dalam dua langkah. Yang pertama menyangkut pelekatan pendahuluan dengan ikatan atau muatan ionik dan dapat dengan mudah dibalikkan oleh pergeseran pH atau konsentrasi garam. Langkah kedua tampaknya menyangkut pelekatan yang lebih mantap dan tidak dapat balik. Berbeda dengan adanya kekhududan yang jelas pada pelekatan virus-virus hewan dan bacterial, virus tumbuhan rupanya tidak mensyaratkan adanya situs- situs penerima yang khusus.
2) Penetrasi dan pelepasan selubung Penetrasi virus hewan kedalam sel yang dilekatinya terjadi dengan salah saatu dari sua mekanisme. Salah satu mekanisme itu terdiri dari penelanan seluruh virion oleh sel- sel itu dengan suatu proses fagositik yang disebut viropeksis, didikuti denggan pelekatan selubung atau pembuangan kapsid. Ini terjadi didalam vakuola fagositik dan disebabkan oleh kerja enzim yang disebut protease lisosomal. Mekanisme lain terjadi pada viruss bersmpul: sampul lipoprotein virus itu melebur dengan permukaan membrane sel inang. Peleburan ini berakibat dengan terbebaskannya bahan nukleo kapsid virus kedalam siitoplasma sel inang. Pelepasan selubung lagi- lagi terjdi didalam sel inang. Virus tumbuhan menembus masuk sel inang melalui pori-pori fana (Transient) yang di sebut ektodesmata yang sewaktu-waktu mencuat keluar menembus dinding sel dan berhubungan dengan dunia di luar sel. Pori-pori ini brefungsi untuk tujusn pengambilan air dan nutrient dan juga sekresi subtansi seperti lilin. Partikel –partikel virus utuh rupanya ditelan pada titik ini. Juga, serangga dapat secara tidak sengaja menginokulasikan virus tumbuhan kedalm sel inangnya selama waktu makan. Kadang ini semata-mata merupakan proses mekanis, pada ketika yan lain virus itu dijumpai di dalam jaringan serangga. Dan bahkan mungkin berkembang biak di situ. Cara pemindahan virus tumbuhan yang paling penting di alam mungkin melalui serangga ketika makan. Bugitu virus itu berada dalam sel tumbuhan, maka terjadilah pelepasan selubung.
3) Replikasi dan biosintesis komponen virus Penetrasi segera diikuti oleh suatu peiode yag disebut periode laten. Selam periode inilah terjadi pelepasan selubung virion diikuti replikasi dengan replikasi asam nukleat dan sintesis protein virus. Perakitan dan pematangan Bila telah disintesis komponen-komponen virus dalam jumlah yang kritis, komponen-komponen itu dirakkit menjadi partikel-partikel virus yang matang didalam nucleus atau sitoplasma sel yang diinveksi tergantung pada tipe virusnya.
4) Pembebasan Mekanisme pembebasan virion dari suatu sel inang berfariasi menurut tipe virusnya. Pada beberapa inverse pada virus hewan, sel-sel inangnya melisis, membebaskan virion. Ini terjadi pada inveksi oleh virus polio. Pada virus-virus hrwan dan tumbuhan yang lain sel inang nya tidak dihancurkan. Klasifikasi Klasifikasi hewan berdasarkan afinitas jaringan virus umpamanya virus Neurotropik( jaringan syaraf ) dan virus Dermatropik( jaringan kulit). 



BAB III
PEMBAHASAN

Virus merupakan suatu factor yang dapat menimbulkan penyakit baik yang dapat menyebabkan kematian ataupun dengan tanpa mematikan dan sebaliknya ada juga yang dapat membentuk antigen namun sedemikian itu sudah menghinggapi sel inang (sel host) tersebut. Virus hanya bisa tumbuh dan berkembang biak di dalam sel yang hidup. Seperti yang sudah terpaparkan tadi dari ciri-ciri tersebut kita ketahui bahwa virus itu terdiri dari inti asam nukleat yang dikelilingi oleh selubung protein dan mempunyai ekor yang digunakan untuk melewatkan asam nukleatnya ketika menginokulasi sel inang dan mempunyai ukuran yang renik, dari sini jelaslah kehidupan parasit ini sangat bisa buat sel host terinfeksi karena ukurannya yang renik sulit di indra oleh mata. Dan pada proses inkubasi parasit ini sudah dalam keadaan aktivitas metabolism. Bentuk dari virus itu beraneka ragam. Namun, pada struktur fage dapat dijumpai dalam dua bentuk structural yang mempunyai simetri kubus dan helikel (batang). Dan secara manual sebenarnya ada tiga tehnik dasar yang digunakan untuk menentukan ukuran virus yaitu dengan: filtrasi, sentrifugasi kecepatan tinggi (100.000 kali lebih besar dari gravitasi), dan pengamatan langsung dengan mikroskop electron. Pada virus itu, sel harus melakukan oksidasi untuk menyediakan energi bagi pembangkitan (regenerasi) ikatan fosfat berenergi tinggi yang diperlukan untuk reaksi biosintesis, sedangkan system ini tidak ada pada virion oleh sebab itulah harus menggandakan system pembangkit ATP yang ada dalam sel inang yang terinfeksi tersebut.
 

DAFTAR PUSTAKA

Michael J. Pelczar, Jr. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Wheeler,
Volk. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi Dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

0 comments:

Post a Comment