BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara evolusi,
tumbuhan berbiji merupakan organisme yang telah teradaptasi dengan lingkungan
di daratan. Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan fungsi khusus
untuk menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur jaringan
tumbuhan bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan itu sendiri.
Umumnya, tumbuhan
berbiji memiliki struktur dasar organ yang sama, yaitu terdiri atas: akar,
batang, dan daun. Namun, ketiga struktur organ tersebut memiliki variasi dalam
hal ukuran, bentuk, dan fungsi pada setiap jenis tumbuhan. Adanya variasi dari
ketiga struktur dasar tersebut memungkinkan tumbuhan dapat melangsungkan
kehidupannya dalam lingkungan yang beragam, seperti di daerah perairan dun
gurun pasir yang tandus. semua jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang
sama yaitu bagaimana mereka dapat memperoleh air dari dalam tanah, melalui
batang dan membawanya hingga sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis
dengan bantuan sinar matahari.
Kelompok sel tumbuhan
tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama dan disebut jiringan. jaringan pada tumbuhan berasal dari pembelahan sel
embrional yang berdiferensiasi menjadi bermacam-macam bentuk vang memiliki
fungsi khusus.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui sel-sel
dan jaringan penyusun akar, batang dan daun.
2. Untuk
mengetahui pertumbuhan akar, batang dan daun
3. untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur
Perkembangan Tumbuhan II
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AKAR
2.1.1
Struktur Primer
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu
tanaman dan biasanya berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar
yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari
meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio
juga dinamakan radikula. Pada
Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran
lebih kecil. System akar seperti itu disebut akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan
dalam kehidupan tanaman dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau
didekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau akar adventif.
Keseluruhan akar adventif dinamakan akar
serabut.
Akar tunggang dan akar serabut umumnya
ditemukan pada tumbuhan berbiji. Gunanya untuk melekatkan tanaman pada
substrat, menyerap air dan berbagai garam mineral, dan berperan sebagai organ
penyimpan dan untuk konduksi. System akar tunggang umumnya dapat menembus tanah
lebih dalam dibandingkan dengan akar serabut, namun akar serabut melekat lebih
baik pada lapisan atas tanah. Dalam system akar tunggang, akar primer dan
cabangnya yang besar akan mengalami penebalan sekunder, namun akar cabang
kecil, yang berguna dalam penyerapan, tetap dalam keadaan primer dan sering
tiddak bertahan lama.
Kondisi lingkungan sering mempengaruhi
system akar. Pada tanah kering, tumbuhan biasanya memiliki system akar yang
berkambang dengan lebih baik. Banyak tumbuhan yang tumbuh di tanah berpasir
menghasilkan akar lateral yang horizontal dan tidak dalam, menyebar di bawah
permukaan tanah hingga berpuluh meter panjangnya. Keanekaragaman bentuk dan
struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu, di kenal akar
penyimpan, akar isap, contohnya akar benalu; akar tunjang, contohnya akar
pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar gantung, contohnya akar pohon
beringin; akar napas, contohnya akar pohon kayu api.
2.1.2 Fungsi
akar
Bagi
tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk menyerap air dan
zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk menyimpan cadangan
makanan.
Tumbuhan
memerlukan air dan zat hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh
kebutuhannya tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan
akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju sumber yang
banyak mengandung air.
Akar
yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat
tumbuhan dapat berdiri kokoh di atas tanah. Oleh karena itu, tumbuhan dapat
bertahan dari terjangan angin kencang dan hujan deras.
c.
Sebagai alat pernapasan
Selain
menyerap air dan zat hara, akar juga menyerap udara dari dalam tanah. Hal ini
mungkin dilakukan karena pada tanah terdapat pori-pori. Melalui pori-pori
tersebut akar tumbuhan memperoleh udara dari dalam tanah.
Pada
tumbuhan tertentu, seperti ubi dan bengkoang, akar digunakan sebagai tempat
menyimpan makanan cadangan. Biasanya, akar pada tumbuhan tersebut akan membesar
seiring banyaknya makanan cadangan yang tersimpan. Makanan cadangan ini
digunakan saat menghadapi musim kemarau atau ketika kesulitan mencari sumber
makanan.
Manusia
juga sering menggunakan akar tumbuhan untuk keperluan hidupnya. Misalnya,
sebagai sumber makanan, contohnya ubi kayu, ubi jalar, dan wortel; sebagai
bahan obat-obatan, contohnya jahe, kunyit, dan akar pepaya; sebagai parfum,
contohnya akar bit; sebagai bumbu, contohnya jahe, kunyit, dan laos.
2.1.3 Susunan
jaringan primer dalam akar
Pada akar
muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke
dalam.
a. Tudung
akar
Tudung akar terdapat di ujung akar
dan melindungi promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar.
Tudung akar terdiri atas sel hidup yang mengandung pati. Sel kadang-kadang
tersusun dalam deretan radial yang berasal dari pemula tudung akar. Pada banyak
tumbuhan, sel sentral di tudung akar membentuk struktur yang lebih jelas dan
tetap yang di sebut kolumela. Sel tudung akar mensekresikan lender yang terdiri
atas polisakarida. Proses sekresinya diiringi oleh hipertrofi sisternae
diktiosom yang membentuk vesikula besar. Isi vesikula kemudian dibebaskan dari
protoplas dengan adanya penyatuan membrane vesikula dengan plasmalema. Kemudian
secret bergerak ke luar melalui dinding sel. Tudung akar berkembang terus
menerus. Sel paling luarmati, terpisah dari yang lain dan hancur, lalu
digantikan oleh sel baru yang dibentuk oleh sel pemula. Pada tanaman air,
tudung akar akan segera berdegenerasi.
b. Epidermis
Susunan
sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air.
Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air
dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar. Sel
epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun
kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Tebal epidermis biasanya
satu lapisan sel, namun di daerah tropika epidermis berlapis banyak dan
terspesialisasi membentuk filament.
Ciri khas
akar adalah adanya rambut akar yang teradaptasi untuk menyerap air dan garam
tanah. Rambur akar adalah sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus
permukaan akar, dan berbentuk tabung. Di bagian akar yang lebih dewasa, rambut
akar akan mati dan mengering. Adanya rambut akar menambah perluasan permukaan
penyerapan, namun jumlah rambut akar yang tidak terlalu banyak telah cukup
untuk memasok seluruh air yang diperlukan untuk transpirasi dan pertumbuhan
tanaman. Sel epidermis juga dapat menyerap air. Pada sejumlah tanaman, seluruh
sel epidermis dapat membentuk rambut akar.
c. Korteks
akar
Pada umumnya korteks
terdiri dari sel parenkim. Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya
tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar
dibangun oleh jaringan parenkim. Parenkim dianggap berperan dalam pengangkutan
gas dan sebagai wadah oksigen yang diperlukan dalam respirasi jaringan yang
tidak bisa memperoleh oksigen dari udara luar. Sel korteks biasanya besar dan
bervakuola besar. Plastida di dalamnya menghimpun pati. Lapisan paling dalam
berkembang menjadi endodermis dan satu atau beberapa lapisan korteks paling luar
dapat berkembang menjadi eksodermis.
d. Eksodermis
Pada sebagian besar tumbuhan,
dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan membentuk gabus, sehingga
terjadi pembentukan jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang akan
menggantikan epidermis. Sturuktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis hamper
mirip dengan sel epidermis. Dinding primer dilapisi oleh suberin dan lapisan
itu dilapisi lagi oleh selulosa. Lignin juga dapat ditemukan. Contoh tanaman
yang memiliki eksodermis adalah Smilax,
Oryza, Phoenix.sel eksodermis mengandung protoplas hidup ketika dewasa.
e. Endodermis
Lapisan terdalam dari
korteks akar berkembang menjadi endodermis. Endodermis terdiri dari selapis sel
yang tebal, yang menandai batas korteks. Pada sel endodermis muda terdapat
penebalan dinding sel oleh zat suberin atau lignin. Penebalan tersebut
membentuk rangkaian berbentuk pita yang di sebut pita caspari. Pita caspari
merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer, tempat suberin dan
lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka protoplas melepaskan diri dari
dinding, namun tetap melekat pada pita caspari. Pita caspari mencegah air masuk
melintasi dinding sel. Endodermis berperan mengatur lalu lintas zat ke dalam
pembuluh akar.
Kehadiran pita caspari
membagi akar menjadi dua bagian yang terpisah. Pembagian ini dalam gerak
selektif garam mineral dan air. Setiap ion dalam larutan air tanah mampu
menembus epidermis dan korteks akar. Bahkan jika seluruh sel korteks akar
memiliki plasmalema yang tidak permeable terhadapnya, ion tersebut dapat
menembus korteks melalui air dalam dinding dan ruang antarsel. Namun pita
casperi merupakan penghalang. Agar dapat masuk stele dan memasuki arus
transpirasi xylem, ion harus melewati plasmalema sel endodermis. Disinilah
terjadi seleksi antara ion yang dapat masuk dan ion yang harus tetap di luar.
Untuk masuk ke selinder pusat, air melalui endodermis yang dindingnya tidak
menebal, yang disebut sel pelalu (sel peresap).
f. Silinder
pembuluh/silinder pusat (stele)
Silinder pusat akar
tersususun oleh jaringan xilem, floem, dan perisikel. Perisiskel terdiri dari
sel parenkim yang berada diantara endodrmis dan jaringan pembuluh. Perisikel
berkembang dari prokambium. Perisikel akan berkembang membentuk kambium dan
jari-jari empulur. Pada tumbuhan monokotil, xilem primer terletak
berselang-seling dengan floem primer, dengan letak xilem lebih dalam dari
floem. Sedangkan pada tumbuhan dikotil, xilem terletak di pusat akar dan
berbentuk seperti bintang.
Jika di bagian tengah
tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur.
Di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan dengan protofloem dan
protoxilem. Pada akar, xylem tersusun dalam sejumlah berkas yang terpisah dan
letaknya bergantian dengan berkas floem. Semua berkas, yakni xylem dan floem
tersusun dalam lingkaran. Bila jumlah berkas tidak banyak, maka sering xylem
bersatu dibagian tengah akar sehingga akar tidak berempulur. Sesuai dengan
jumlah berkas xylem di tepi, maka akar dinamakan diark bila terdapat dua berkas
xylem, triark bila jumlahnya tiga berkas, tetrarch bila jumlahnya empat dan
seterusnya. Pada akar pentark, bagian dalam tidak terisi metaxilem, melainkan
parenkim empulur. Metaxilem terdapat di tepi bagian dalam protoxilem. Bila
jumlah kutup lebih banyak, akar disebut poliark, disertai empulur yang luas.
Jumlah kelompok atau kutup protoxilem berkolerasi erat dengan ketegaran akar
dan dengan garis tengahnya. Tumbuhasn yang ketegarannya berkurang akan
berkurang jumlah kutub protoxilemnya.
Unsure floem yang
paling awal menjadi dewasa adalah protofloem, yakni yang terdapat paling luar
dan berbatasan dengan perisikel. Metafloem berada ditempat yang lebih dalam.
Oleh karena itu arah pendewasaan sel dalam floem juga dari luar ke dalam,
seperti halnya xylem primer. Pada akar yang mengalami penebalan sekunder, sel
yang terdapat di antara xylem dan floem berfungsi sebagai cambium pembuluh.
Pada akar yang tanpa penebalan sekunder, sel tersebut akan menjadi dewasa
sebagai sel parenkim atau sklerenkim.
2.1.4 Akar
kontraktil
Pada
sejumlah tumbuhan, pergantian batang lama dengan batang baru berlangsung pada
posisi tertentu dalam tanah atau permukaannya. Posisi tersebut sering diperoleh
dengan penarikan oleh akar khusus yang disebut akar pengerut atau akar
kontraktil. Akar seperti itu banyak terdapat di dikotil basah (seperti Taraxacum, Daucus, Trifolium, Oxalis)
dan di banyak monokotil berumbi lapis/sisik dan berumbi batang (Allium, Gladiolus).
Pada
tumbuhan, sebagian akar saja yang menunjukan pengerutan, dan dapat dibedakan
dari akar normal karena penampakannya berkerut. Mekanisme pengerutan utama
adalah sebagai berikut: bagian parenkim floem yang horizontal kehilangan
protoplas dan cairan vakuolanya, membuatnya rebah. Dinding vertical dari sel
yang rebah itu melipat sehingga dinding horizontal saling berhimpun. Setiap
bagian yang rebah melekuk keatas sehingga garis tengah bagian tengah akar
berkurang. Bagian akar ini memisahkan diri dari periderm dan sisa korteks.
Jaringan korteks kemudian memperlihatkan pengerutan. Berkas floem dekatnya juga
ikut terputar.
2.1.5 Mikoriza
Epidermis
dan korteks pada sejumlah besar tumbuhan seringberasosiasi dengan fungi (jamur)
tanah. Asosiasi antara hifa jamur dan akar muda tumbuhan tinggi dikenal dengan
mikoriza (Yunani: Mykes, jamur: rhiza, akar). Biasanya hubungan ini
suatu simbiosis: baik tumbuhan tinggi maupun jamur memperoleh keuntungan dari
asosiasi ini. Penyerapan air dan zat hara oleh akar akan meningkat dan jamur
memperoleh senyawa organic.
Berdasarkan
hubungan jamur dengan inangnya dibedakan ektomikoriza
dan endomikoriza. Pada ektomikoriza, jamur menyelubungi seluruh
ujung akar dengan penutup yang disebut tudung hifa. Hifa memasuki akar diruang
antarsel korteks dan berbentuk jala (jala harting). Pada endomikoriza, jamur membentuk penutup yang kurang jelas
penampakannya dan menembus bagian dalam sel akar serta menghasilkan vesikula
dan arbuskula yang khas. Mikoriza juga disebut mikoriza vesicular-arbuskular
atau mikoriza VA. Endomikoriza mirip akar biasa yang tidak terinfeksi, namun warnanya
lebih gelap. Akar mikoriza pendek dan sering bercabang dikotom serta tampak
sedikit membengkak.
Sifat
khusus dari inang menentukan jenis mikoriza yang akan dibentuk dan penting
sekali untuk memperoleh pertumbuhan inang yang baik. Peran penting jamur adalah
menyerap zat hara dari tanah, mengkonversi garam mineral dari bahan organic
yang membusuk menjadi bentuk yang dapat diterima oleh inang. Sebaliknya, inang
yang berklorofil memasok jamur dengan karbohidrat, asam amino, vitamin dan
senyawa organic lainnya. Beberapa mikoriza dapat meningkatkan daya tahan
terhadap tanaman inang terhadap infeksi penyakit. Selain itu mikoriza juga
dapat membuat inang kurang peka terhadap kekeringan.
2.1.6 Bintil
akar
Bintil akar merupakan
asosiasi akar dengan bakteri penambat nitrogen udara (Rhizobium) yang berguna bagi tumbuhan. Bakteri memasuki akar
terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak diri, membentuk benang
infeksi. Caranya adalah dengan menyelubungi seludang yang terdiri dari bahan
seperti gum. Benang ini amat dalam menembus akar dan merangsang proliferasi sel
(pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan korteks
sebelah dalam. Hasil proliferasi ini, yang menyerupai bakal akar cabang, akan
menjadi bintil.
2.1.7 Perkembangan
akar
Peristiwa
utama pada awal pembentukan akar adalah penyusunan meristem apeksnya. Saat biji
berkecambah, promeristem diujung akar embrio membentuk akar primer. Sementara
akar primer tumbuh, meristem apeks memperoleh bentuk tertentu. Ada dua macam
jenis susunan sel pada meristem apeks akar. Pada jenis pertama silinder
pembuluh, korteks dan tudung akar dapat diurut asalnya pada lapisan terpisah
pada meristem apeks, ketiganya memiliki sel pemula sendiri-sendiri. Epidermis
berdiferensiasi dari lapisan korteks paling luar atau dari lapisan tudung akar
paling dalam. Pada jenis kedua, semua lapisan sel dihasilkan oleh sekelompok
sel di titik tumbuh akar. Jadi, sel di semua daerah akar memiliki pemula
bersama.
Umumnya
pemula yang menyebabkan pola dasar akar akan berhenti membelah pada saat
pertumbuhan akar berlangsung. Ini menyebabkan adanya konsep pusat diam (quiescent centre) dalam meristem apeks.
Konsep ini menyatakan bahwa sel paling distal pada tubuh akar tidak sering
membelah, tidak banyak menunjukan perbedaan dalam ukuran, serta sintesis asam
nukleat an protein berjalan lambat. Pemula tudung akar tidak termasuk
pusat-diam. Adanya pusat diam tidak berarti bahwa sel itu selamanya tidak
berfungsi lagi. Pada kondisi normal masih terjadi mitosis.
Pada
beberapa jarak tertentu dari promeristem, sel membesar dan berkembang menjadi
sel terspesialisasi yang melibatkan masa pemanjangan sebagian besar sel. Rambut
akar berdiferensiasi dari sel epidermis, dan akar menjadi dewasa di belakang
daerah pemanjangan akar. Korteks bertambah besar, lapisan paling dalam
berdiferensiasi menjadi endodermis. Pada silinder pembuluh yang pertama Nampak
adalah perisikel. Sel metaxilem membesar dan menghasilkan vakuola besar, sel
floem pertama akan menjadi dewasa. Akar lateral berkembang pada jarak tertentu
di belakang meristem apeks akar. Lokasi akar lateral terhadap berkas xylem dari
akar induknya berbeda-beda menurut pola jaringan pembuluh induknya. Pada akar
diark, akar lateral tumbuh di tempat di antara xylem dan floem. Akar triark,
tetrarch, dan seterusnya akar lateral muncul di hadapan berkas xylem. Pada akar
poliark, akar lateral berkembang di hadapan berkas floem.
2.2. BATANG
2.2.1
Pertumbuhan Primer
Batang merupakan sumbu dengan daun
yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik tumbuhnya, batang dikelilingi daun
muda dan menjad tunas terminal. Berkaitan dengan habitat tumbuh dibedakan
batang yang tumbuh dibawah tunas (rhizome, umbi lapis, atau umbi batang), di
dalam air, atau di darat. Jaringan pada batang dapat dibagi menjadi jaringan
dermal, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh.
2.2.1.1 Jaringan
pada Batang
A.
Epidermis
Ditinjau dari asal
katanya, yaitu dari bahasa Yunani, epi berarti
di atas, derma berarti kulit, maka
epidermis adalah lapisan-lapisan sel yang berada paling luar pada alat-alat
tumbuhan primer. SCHMIDT, adalah
epidermis pada bagian batang berasal dari lapisan sel paling luar dari meristem
apical (sutrian, 2004).
Epidermis terdiri dari
satu lapis sel yang memiliki mulut daun (stomata) dan rambut (trikoma). Sel
epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Ini penting dalam upaya
memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan
sekunder (Hidayat, 1995).
B. Korteks dan Empulur
B.1
korteks
Adalah kawasan diantara
epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar. Korteks batang biasanya
terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar sering terdapat
kolenkim atau sklerenkim.
B.2
Empulur
Biasanya terdiri dari
parenkim yang dapat mengandung kloroplas. Bagian tengah empulur dapat rusak
diwaktu pertumbuhan. Sering hal itu terjadi hanya di daerah ruas, sementara di
daerah buku empulurnya utuh.
C. Sistem Jaringan
Pembuluh
Sistem jaringan pembuluh primer
(system jaringan pembuluh yang terdapat dalam tumbuhaan yang beum menghasilkan
kaambium pembuluh jadi, keadaannya primer) terdiri dari sejumlah berkas
pembuluh yang berbeda-beda ukuraanyya. Posisi xylem dan floem daam berkas atau
juga disebut ikatan pembuluh.
C.1 Xilem
Xilem
berasal dari kata Yunani xylos yang
berarti kayu, oleh karena itulah maka xylem diartikan sebagai Xilem berasal
dari kata Yunani pembuluh kayu. Fungsi xylem yang merupakan bagian dari
jaringan pengangkut jadi hanya akan melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat
mineral (hara) dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan).
C.2 Floem
Floem
merupakan b again dari jaringan pengangkut. Floem berfungsi mengangkut dan
menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagian atas
(daun) ke bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau di atasnya.
C.3 Tipe
Berkas Pengangkut
a.
Kolateral
Berkas
pengangkut di mana letak xylem dan floem berdampingan. Dalam haal ini letak
floem adalah dibagian luar atau di sebelah luar xylem.
b.
Bikollateral
Seperti
kolateral, namun terdapat floem di sebelah dala xylem sehingga ada floem
eksternal dan floem internal.
c.
Konsentris
Merupakan
berkas pengangkut yang mempunyai kekhususan, bahwa salah satu dari unsure
jaringan pengangkut yang ada terletak di tengah-tengah sedang unsure jaringan pengangkut
yang lainnya mengelilingi unsure yang di tengah itu. Dalam hal ini xylem berada
di tengah dikelilingi floem atau sebaliknya.
·
Konsentrasi
amphikribal
Di
sini xilemnya berada di tengah-tengah, sedang floemnya mengelilingi xylem
tersebut. Pada tumbuhan yang termasuk pteridophyta atau paku-pakuan umunya
mempunyai konsentris amphikribal tersebut.
·
Konsentris
amphivasal
Keadaan
sel-sel pada floem dan xylem dalam konsentri amphivasal ini adalah sebaliknya
dari konsentrasi amphikibral. Di sini floem terdapat di tengah-tengah sedangkan
xylem mengelilinginya.
2.2.2 Konsep Stele
Kata stele berarti tiang
atau pilar dan di sini dimaksudkan inti sumbu tumbuhan (akar dan batang) yang
terdiri dari system pembuluh dengan parenkim di daerah interfasikuler, celah daun,
empulur (bila ada), dan periskel. Stele juga disebut silinder pusat atau
silinder pembuluh. Sumbu tumbuhan digambarkan sebagai stele berbentuk pilart di
tengah yang dikelilingi korteks yang pada gilirannya ditutup oleh epidermis.
Macam-macam stele adalah sebagai berikut :
a. Protostele
Jenis
stele paling sederhana disini adalah haplostele
dengan xylem bundar pada penampang
melintang. Jika tepi xylem tidak rata, melainkan berombak, diperoleh aktinostele. Disebut plektostele, seerti pada berbentuk papan
dan silinder kecil.
b. Sifanostele
Karena
berongga, stele ini juga disebut solenostele.
Sifanostele amflifoik dengan floem
disebelah luar dan sebelah dalam silinder floem. Sifonostele ektofloik dengan floem hanya dibagian luar. Sifonostele ektofloik hanya terdapat
pada paku.
2.2.3 Perkembangan
Apeks pucuk merupakan
tempat meristem apeks, beserta aringan yang diturunkannya, bnersama-saama
menghasilkan dasar tubuh tumbuhan. Teori yang masih diterima adalah yang
diusulkan oleh Schmid (1924) yang membagi daerah apeks tengah menjadi dua
daerah utama, yakni tunika dan korpus. Tunika yang tebalnya beragam berupa
lapisan luar. Pembelahan sel, terutama berlangsung dalam bidang antiklinal.
Korpus adalah daera di bawah tunika, dan pembelahan sel terjadi dengan bidang
pembelahan menyebar ke semua arah.
Sel apeks sentral pada tunika dan korpus kadang-kkadang lebih
besar dengan vakuola lebih besar dibanding dengan yang ada di kedua sisinya,
dinamakan pemula tyunika atau korpus. Daera sentral di bawah korpus adalah
meristem rusuk yang membentuk deretan sel yang pada tahap lanjut menjadi
empulur. Daerah sentral irtu dikelilingi oleh meristem sisi atau perifer yang
akan menghasilkan prokambium, kawasan korteks, dan bakal daaun.
A. Pembentukan Tunas Lateral.
Pada
kebanyakan Angiospermae, bakal tunas
lateral bertempat adaksial dan aksiler teerhadap bakal daun. Biasanya tunas
lateral atau tunas ketiak itu dibentuk sedikit lebih lambat dibandingkan dengan
bakal daun yang mendukungnya, umumnya jika bakal daun berrada paada plastokron
kedua atau ketiga. Di lapisan luar meeristem apeks terjaadi pembelahan
periklinaal. pembelahan ini memisahkan meristem tunas dari sisa apeks dan
membentuk apa yang dinamakan daerah cangkang kerang karenaa bentuknya seperti
cangkang kerang. Biasanya pembelahan periklinal terjadi dilapisan ketiga.
Kemudian, pembelahan dalam bidang lain menyusul dan terjadi suunan organisasi
seperti pada pucuk induk dan selanjutnya dapat membentuk bakal daun sendiri.
Jika tunas ketia tumbu langsung setelah dibentuk tanpaa ada masa dorman antara
pembentukan serta perkembangan itu dinamakan silepsis. Cabangnya disebut cabang
sileptik. Jika ada masa istirahat antara pembentukan dan pertumbuhan cabang,
maka proses perkembangannya disebut prolepsis dan cabang disebut prilepsis.
B. Pemanjangan Batang
Meristem
apek pucuk menghasilkan organ lateral sseperti daun dan tunas lateral serta
meruakan tempat jaringan primer teerdeferensiasi. Sebaliknya, pertumbuhan
baatang menjadi panjang dan lebar dilakukan terutama oleh daerah di bawah mristem
apeks atau daerah subapikal.
Pada
batang yang berdaun normaa, pemanjangan terjadi terutama pada ruas. Pada apeks
batang, daun tampak berdekatan satu sama lain sehingga buku dan ruas tidak terlihat secara terpisah.
Kemudian, teerjadi pemanjangan dengaan cepat yang terutama terlihat antara buku
sehingga kini ruas kelihatan jelaas. Pertumbuhan ini didaasari oleh pertumbuha
jenis meristem rusuk yang meembentuk deretan sel panjang dalam meristem korteks
dan empulur dengan pembelahan melintang ssecara berulang-ulang..
Pada
taraf llanjut, pembesaran sel juga berlangsung dan akhirnya menggantikan
pembelahan sel. Sebagian besar pemanjangan ruas dapat disebabkan pemanjangan
sel, namun panjang akhirnya juga dapat ditentukan oleh jumla sel.
Penaambahan
tebal sumbu meibatkan pembelhan periklinal dan pembelahan sel dalaam empulur
dan korteks. Pada jenis yang memiliki penebalan sekunder, jumlah penebalan
primer tiak banyak. Pada dikotil, pertumbuhan penebalan primer meencolok pada
empuur atau pada korteks atau tersebar diseluruh sumbu. Beberapa monokotil
memiliki pertumbuhan penebalan primer yang amat mencolok pada daerah sempit
dekat sisi sumbu dan dinamakan meristem
penebalan primer.
Selama
penebalan primer, batang menjadi serupa kerucut terbalik oleh karena ruas yang
dibentuk kemudian lebih besar daripada yang lebih tua. Jika macam pertumbuha
ini berlangsung terus menerus akan terjadi sumbu yang stabil.
2.2.4
Pertumbuhan Sekunder
Penambahan tinggi yang dicapai oleh
pertumbuhan di meristem apeks serig disertai penambahan tebal batang. Penebalan
itu disebabkan oleh pertumbuhan sekunder akibat aktivitas cambium pembuluh yang
menambah jumlah jaringan pembuluh.
2.2.4.1
Terjadinya Kambium Pembuluh
Berkas prokambium, vilem primer berdiferensi dari tepi
luar ke arah dalam. Seluruh berkas terdiferensi menjadi berkas koleteral dengan
xylem dan floem primer. Tumbuhan yang memiliki pertumbuhan sekunder, sebagian
prokambium di antara floem, yakni yang terletak di antara floem dan xylem
primer, berdiferensiasi menjadi cambium pembuluh. Cambium dalam berkas cambium
pembuluh disebut cambium fasikuler, cambium
yang dibentuk di daerah perenkim di antara dua berkas yang berdampingan disebut
cambium interfaskuler.
Jika daerah interfasikuler mat uas, pembntukan cambium
dimulai d tepi berkas pembuluh secara bertahap meluas tangensial eingga seluruh
daerah terisi cambium interfasikuler. Cambium pembuluh membentuk silinder
sempuna dan menghasilkan silinder floem dan xylem sekunder dengan system aksian
dan radialnya.
2.2.4.2
Jenis Batang
A.
Coniferae
Keadaan primer, batang menun jukkan
sejumlah berkas pembuluh yang masing-masing terpisah oleh interfasikuler yang
sempit. Cambium pembuluh terdiri dari fasikuler dan interfasikuler membentuk
silinder xylem dan floem sekunder. Xylem Vrimer dapat dilihat dekat empulu,
namun floem primer sama sekali lenyap. Korteks berisi sluran harsa yang
membesar tangensial ketika keliling batang bertambah. Periderm pertama dibentuk
di bawa epidermis dan bertahan lama sebelum diganti beberapa tahun kemudian.
B.
Dikotil Berkayu
Daerah interfasikuler tampak sempit (Salix, Quercus) atau lebih
sempit lagi (Tilia). Jaringan pembuluh
sekunder membentuk silinder dan tidak ada jari-jari empulur prmer yang lebar.
Batas dalam dari xylem sekunder, terdapat
xylem prmer yang bergelombang di skeliling empulur. Xylem sekunder memiliki
komponen trakea, trakeid, serat dan parenkim xylem. Jari-jari empulur ada yang
lebar dan ada yang sempit. Floem sekundar mudah dikenal karena beberapa
jari-jari empulur mengalami dilatasi serta karena ada pita yang mengandung
pembuluh tapis, sel pengantar dan parenkim. Periderm pertama terjadi di bawah
epidermis dan bertahan sampai beberapa athun sehingga kortekpun bertahan.
Empulur terdiri dari paenkim dan di dalamnya terdapat sel lendir.
C.
Dikotil Basah
Epidermis batang bertahan pada waktu awal
perkambang periderm pertama, yakni di bawah epidermis bersama dengan lentisel.
Floem primer menghasilkan serat di batas luar. Floem sekunder juga mengahsilkan
serat. Jari-jari dalam jaringan pembuluh sekunder primer tadinya uniserat,
anmun kemudian dibentuk multiserat. Empulur mengandung parenkim dan sel lendir.
D.
Dikotil Memanjat
Jari-jari empulurnya yang lebar yang
membuat penampakan xylem sekunder seolah-olah terbagi. Cambium fasikular dan
cambium interfasikular dibentuk dan berkesinambungan. Cambium interfasikular
membentuk parenkim saja sehingga jari-jari empulur yang bersangkutan tetap
Nampak jelas dan menjadi lebar. Jari-jari empulur baru tidak bersinambungan
dengan yang lama, menyebabkan jaringan empulur nampak terbagi. Protofloem
membentuk serat setelah jaringan itu berhenti berfungsi. Korteks terdiri dari
kolenkimdan parenkim, keduanya dengan kloroplas.
Empulur terdiri dari pati.
Pada anggur, parenkim
pertama tidak terbentuk tepat di bawah epidermis, melainkan pada floem primer,
di bawah serat floem primer. Sel pembentuknya adalah sel parenkim metafloem.
Jaringan di luar periderm pertama mencakup sebagian foem primer, akan tanggal
sebagai satu kesatuan. Periderm berikutnya akan dibentuk pada floem sekunder.
E. Pertumbuhan Sekunder Anomali pada Dikotil
Bentuk pertumbuha
nsekunder pada anomaliberbeda-beda dan terlihat adanya tahapan dengan bentuk
normal, namun perilakunya berbeda dari normal. Bila dalam sayatan batang tampak
bahwa cambium menghasilkan lebih banyak xylem dripada floem di beberapa tempat
tertentu, sedangkan di tempat lain dibentuk lebih banyak floem daripada xlem,
akan diperoleh gambaran seperti Passiflora.
Pada tumbuhan tertentu seperti Aristolochia
terdapat berkas cambium yang hanya membentuk parenkim seperti jari-jari
empulur, jumlah ini bertambah dengan meningkatnya keliling cambium.
Jika aktifitas cambium
beerkurang di tempat tertentu, akan teerbentuk b atang yang beralur permukaan.
Pada Sapindaceace berbentuk lianan seperti Serjania,
cambium mula-mula tampak sebagai berkas terpisah yang masing-masing
mengelilingi berkas pembuluh. Pada masa yang lebih tua serta pembentukan
verideerm, batang bisa terbagi menjadi beberapa bagian.
Pada Leptadenia (Asclepiadaceae), Strychnos (Loganiaceae), Thunbergia (Achantaceae), floem dibentuk
tidak hanya disebelah luar, namun sekali-sekali juga embentuk floem kea rah
dalam. Terjadi berkas floem yang saling beranastomosis dan tertanam di dalam
xylem. Pada Bougenvillea
(Nyctaginaceae) tidak ada kaambium normal dan berkas pembuluh tetap terpisah
satu sama lain. Di sebelaah luar kelompok berkas pembuluh muncul silinder
jarinngan meristematik yang akan membentyk berkas pembuluh, dan jaringan di
sampingnya sseolah suat kambiuym.
F. Pertumbuhan Sekunder pada Monokotil
Pada banyak monokotil, meristem penebalan primer berhenti
kegiatannya dekat di belakang meristem apeks sehingga penebalan selanjutnya
terbatas. Namun, pada palmae penebalan
batang yang cukup menonjol terjadi dengan adanya penebalan dan pembesaran sel
parenkim dasar. Pada beberapa liliiflorae penebalan batang selanjutnya dicapai
dengan pertumbuhan sekunder oleh meristem penebalan sekunder.
Pada dasarnya meristem
penebalan sekunder khusus itu sama dengan meristem penbalan primer dalam hal
lokasinya, yakni di daerah periskel dan menghasilkan derivate kea rah radial.
Bedanya adalah bahwa meristem penebalan sekunder dibentuk agak jauh dari apeks
batang dan berkas pembuluh sekunder sering amfivasaal dan memanjaan radial.
Berkas pembuluh sekunder berjenis kolaateral atau amfivasal,
berseludung sklerenkim, serta tersusun dalam deretan yang cendwrung radial.
Meristeem penebalan primer dan sekunder pada monokotil tidak dapaat dianggap
homolog engan cambium pembuluh pada dikotil oleh karena susunan derivatnya
berbeda sekali. Sebaliknya, pada monokotil berkas pembuluh yang terdiri dari
floem dan ilem dibentuk secara sentripetal dan saling terpisah oleh parenkim
yang dibentuk disaat yang sama.
2.2
DAUN
2.3.1 Struktur dan Fungsi
Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan
fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
A. Struktur Daun
Struktur
daun dapat kita bedakan menjadi dua yaitu morfologi (struktur luar) daun dan anatomi (struktur dalam) daun.
a. Morfologi (Struktur Luar) Daun
Pada
umumnya daun berwarna hijau. Warna hijau daun itu disebabkan oleh kandungan
kloroplas di dalam sel-sel daun. Di dalam kloroplas terdapat klorofil. Secara
morfologi, pada umunya daun memiliki bagian-bagian antara lain helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus).
Tangkai daun terdapat bagian yang menempel dengan batang yag disebut
pangkal tangkai daun. Pada daun tubuhan monokotil, pangkal daun berbentuk pipih
dan lebar serta membungkus batangnya. Pangkal daun itu disebut juga pelepah
daun. Contoh pelepah daun terdapat pada tumbuhan pisang dan talas.
Daun
yang memiliki ketiga bagian daun yaitu pelepah daun, tangkai daun, dan helaian
daun disebut juga daun sempurna. Tetapi daun yang tidak memiliki 1 bagian daun
atau lebih disebut daun tidak sempurna.
Pada
umumnya tumbuhan dikotil memiliki tulang daun menyirip atau menjari. Sedangkan
tembuhan monokotil memiliki daun dengan tulang daun sejajar atau melengkung.
b. Anatomi (Struktur Dalam) Daun
Pada
dasarnya, anatomi daun dengan batang itu sama jika diamati dibawah mikrosop
akan tampak bagian-bagian mulai dari atas yaitu epidermis, jaringan tiang
(palisade), jaringan bunga karang (spons) dan berkas pembuluh angkut daun.
1.
Epidermis
daun
Epidermis Daun merupakan lapisan terluar dari daun bagian
atas dan bawah. Epidermis daun terdiri dari saru lapis sel-sel epidermis yang
tidak memiliki ruang antarsel. Epidermis daun berfungsi untuk melindungi bagian
atas maupun bawah daripada sel tersebut. Untuk mencegah penguapan air yang
berlebihan, umumnya dan memiliki lapisan lilin atau rambut-rambut halus.
Diantara sel-sel epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang berfungsi sebagai
pertukaran gas. Stomata umumnya terdapat pada bagian bawah daun tetapi letak
stomata tumbuhan air terdapat di bagian atas daun.
2.
Jaringan
Mesofil
Jaringan
Tiang adalah kumpulan sel-sel berbentuk silindris, tegak, tersusun rapat, dan
mengandung kloroplas. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi
jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang). Jaringan tiang
lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruangan antar sel yang luas.
Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang memanjang tegak lurus terhadap
permukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang
selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antar sel tetap mencapai sisi
panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien. Jaringan bunga karang (spons) adalah
jaringan yang berbentuk tidak teratur dan ada ruang antarsel. Jaringan
yang tidak rapat ini berfungsi untuk menampung karbon dioksida untuk proses
fotosintesis.
3.
Berkas
pembuluh angkut
Berkas
Pembuluh Angkut terdapat di dalam tulang-tulang daun. Sistem tulang daun
merupakan lanjutan dari sistem jaringan pembuluh angkut batang atau cabang dan
pembuluh angkut akar. Bagian tersebut merupakan cabang dari silinder pusat yang
merupakan cabang dari silinder pusat batang. Jaringan pembuluh terletak pada jaringan
spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh
pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan
untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun dan
Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang membatasi
pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil, tidak terdapat
kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Akibat adanya kambium,
memungkinkan batang tumbuhan dikotil bertambah lebar dan terbentuknya lingkaran
tahun pada batang.
B. Fungsi Daun
Daun
merupakan salah satu bagian penting pada tumbuhan karena fungsi-fungsinya
seperti tempat terjadinya fotosintesis, tranpirasi,dan sebagai alat pernapasan.
Pada beberapa jenis tumbuhan daun juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan
vegetatif.
- Tempat fotosintesis. Fungsi utama dari daun adalah sebagai tempat fotosintesis. Berawal dari air diserap oleh akar dan berlanjut sanpai daun. Air dan mineral kemudian masuk ke jaringan mesofil daun terutama ke jaringan palisade. Air digunakan untuk fotosintesis dan sebagian lagi untuk proses penguapan. Hasil fotosintesis berupa gula (glukosa) dan oksigen. Glukosa hasil fotosintesis akan diangkut oleh pembuluh tapis dan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Oksigen dikeluarkan melalui stomata daun dan sebagian dipakai untuk respirasi sel-sel di daun.
- Tempat tranpirasi tumbuhan. Daun juga berperan penting dalam transpirasi. Transpirasi adalah peristiwa penguapan pada tumbuhan. Transpirasi dapat berlangsung di batang, tapi pada umumnya terjadi di daun. Melalui transpirasi, air dan tumbuhan dalam bentuk uap air akan dikeluarkan melalui stomata ke udara. Adanya transpirasi menyebabkan air dan mineral dari akar, batang, dan tangkai daun terjadi terus menerus. Selain itu, transpirasi juga berfungsi sebagai pengatur suhu tumbuhan. Kecepatan transpirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal(dalam) dan eksternal(luar). Faktor-faktor dalam yang mempengaruhi antara lain ukuran daun, jumlah stomata, ada todaknya lapisan lilin pada permukaan daun, dan banyak sedikitnya bulu-bulu (trikoma) pada permukaan daun. Faktor luar yang mempengaruhi antara lain suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, dan keadaan air di dalam tanah. Saat udara lembab transpirasi pada tumbuhan terganggu. Dalam keadaan tersebut tumbuhan mengeluarkan kelebihan air tersebut dalam bentuk tetesan-tetesan air yang dapat kita pada saat pagi hari. Peristiwa penetesan air itu disebut juga gutasi atau penetesan.
- Alat respirasi (pernapasan). Melalui stomata oksigen dari luar masuk ke dalam tumbuhan. Oksigen yang masuk digunakan tumbuhan untuk melakukan respirasi. Respirasi bertujuan untuk mendapatkan energi yang terkandung dalam makanan. Melalui proses itu juga tumbuhan menghasilkan karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan melalui stomata daun.
4.
Tempat Terjadinya Gutasi. Gutasi adalah proses pelepasan
air dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi melalui lubang-lubang
pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian dari proses
pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada saat
pengeluaran dengan cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada
malam hari. Gutasi dapat diamati pada pagi hari dan dapat disalahartikan
sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun
teratur, sesuai dengan lokasi lubang pengeluaran.
- Alat perkembangbiakan vegetatif. tumbuhan cocor bebek sering dipakai menjadi tanaman hias dan yang menarik perhatian adalah daunnya yang menjadi alat perkembangbiakan vegetatif. Pada daun tumbuhan seperti cocor bebek ini, dapat menghasilkan individu baru sehingga daun ini berfungsi sebagi alat perkembangbiakan vegetatif.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan
biasanya berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh
di luar tanah. Bagi
tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk menyerap air dan
zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk menyimpan cadangan
makanan.
Susunan jaringan primer dalam akar terdiri dari
Tudung akar, epidermis, korteks akar, eksodermis, endodermis, dan silinder
pembuluh atau silinder pusat.
Epidermis dan korteks pada sejumlah besar tumbuhan
sering berasosiasi dengan fungi (jamur) tanah. Asosiasi antara hifa jamur dan
akar muda tumbuhan tinggi dikenal dengan mikoriza (Yunani: Mykes, jamur: rhiza,
akar) sedangkan Bintil akar merupakan asosiasi akar dengan bakteri penambat
nitrogen udara (Rhizobium) yang
berguna bagi tumbuhan.
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat
padanya. Di ujung sumbu titik tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan
menjad tunas terminal.
Susunan jaringan pada batang tidak jauh berbeda pada
susunan jaringan pada akar, yakni terdiri dari epidermis, korteks dan empulur,
dan system jaringan pembuluh yang terdiri dari xylem dan floem. Fungsi xylem yang merupakan bagian dari jaringan pengangkut
jadi hanya akan melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral (hara) dari
bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan) sedangkan fungsi floem
mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis
dari bagian atas (daun) ke bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau di
atasnya.
Daun merupakan modifikasi dari batang,
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga
kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Pada
dasarnya, anatomi daun dengan batang itu sama jika diamati dibawah mikrosop
akan tampak bagian-bagian mulai dari atas yaitu epidermis, jaringan tiang
(palisade), jaringan bunga karang (spons) dan berkas pembuluh angkut daun.
Daun
merupakan salah satu bagian penting pada tumbuhan karena fungsi-fungsinya
seperti tempat terjadinya fotosintesis, tranpirasi,dan sebagai alat pernapasan.
Pada beberapa jenis tumbuhan daun juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan
vegetatif.
3.2
Saran
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun
sangat mengharapkan kritik serta saran yang konstruktif demi perbaikan makalah
ini sehingga dapat lebih disempurnakan dengan lebih baik lagi. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga
Estiti,
Bambang. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung:
Penerbit ITB
Mulyani,
Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Kanisius
Sutrian,
Yayan. 2004. Anatomi Tumbuh-Tumbuhan.
Jakarta: Rineke Cipta
2 comments:
kang bisa ijin copy
kang bisaijin copy
Post a Comment