Thursday 11 April 2013

MAKALAH: ORDO ORTHOPTERA (BELALANG) (ENTOMOLOGI)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT semesta alam yang telah banyak mencurahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat waktu dan juga serta kasih sayangnya kepada penduduk bumi sehingga Agama Islam masih menjadi pondasi yang kokoh dalam diri pribadi manusia. Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW juga beserta para sahabatnya yang istiqomah memperjuangkan Agama Islam.
Dan tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
  1. Dosen pembimbing mata kuliah Entomologi kami Bapak Dwi Suheriyanto, S.si. M.P. yang dengan sabar telah membimbing kami dalam penyusunan makalah yang berjudul Orthoptera sehingga dapat selesai tepat waktu.
  2. Orang tua kami dengan sabarnya memberikan kami dukungan secara moral, spiritual dan material. 
  3. Teman-teman angkatan 2008 dan angkatan 2009 Jurusan Biologi khususnya Kelas B, yang memberikan dukungan dan semangat untuk selalu berusaha dan tidak putus asa dalam  hal apapun.
Dalam pembuatan makalah ini dengan judul Orthoptera untuk memenuhi tugas matakuliah Entomologi. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun makalah ini. Penulisan makalah ini tentunya jauh dari sempurna oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca.

Malang, 05 Juni 2012


Penyusun,


DAFTAR ISI

      Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I    :  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang....................................................................... 01
1.2  Rumusan Masalah................................................................... 02
1.3  Tujuan..................................................................................... 02
BAB II   : KAJIAN PUSTAKA
2.2   Pengertian Serangga (Insecta)................................................ 03
2.2  Klasifikasi Serangga (Insecta)................................................ 04
2.2.1  Sub Kelas Apterygota.................................................. 04
2.2.2  Sub Kelas Pterygota..................................................... 05
2.2.2.1  Eksopterygota.................................................. 05
2.2.2.2  Endopterygota................................................. 06
BAB III  : PEMBAHASAN
3.1  Deskripsi Ordo Orthoptera..................................................... 09
3.2  Klasifikasi Ordo Orthoptera................................................... 11
3.3  Contoh Ordo Orthoptera........................................................ 12
3.3.1  Deskripsi Belalang........................................................ 13
3.3.2  Morfologi dan Anatomi Belalang................................. 13
3.3.3  Reproduksi Belalang.................................................... 14
3.3.4  Metamorfosis Belalang................................................. 16
3.3.5  Makanan Belalang........................................................ 17
3.4  Peranan Ordo Orthoptera....................................................... 17
BAB IV  : PENUTUP         
4.1  Kesimpulan............................................................................. 18
4.2  Saran....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 19



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insekta). ilmu ini merupakan suatu study yang terorganisasi untuk memahami fase kehidupan serangga dan peranannya dialam. entomologi berasal darikata entomos yang berarti potongan atau irisan dan logos adalah ilmu. sedangkan entomologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari serangga yang ada hubungannya dengan pertanian. hubungannya dengan pertanian dapat bersifat menguntungkan ataupun sebaliknya.
Dari sekian banyak sepisies hewan yang hidup dipermukaan bumi, ternyata sekitar 3/4 bagian adalah serangga.  dari jumlah tersebut, lebih dari 750.000 spesies telah berhasil diketahui dan diberi nama. jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum artropoda. Menurut Pedigo (1989),  diperkirakan dari setiap lima ekor hewan maka salah satunya adalah kumbang, dan kumbang merupakan salah satu serangga yang termasuk ordo Coleoptera kelas insekta atau serangga. jadi dapat disimpulkan bahwa serangga merupakan golongan hewan yang dominan dimuka bumi sekarang ini.
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang berkaki enam. Karena itulah mereka disebut pula Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut dengan ilmu Entomologi. Classis Insecta dibagi menjadi beberapa ordo, salah satunya adalah ordo Orthoptera. Ordo Orthoptera ini termasuk didalamnya adalah jenis belalang, jengkerik, dan kecoa. Dengan kita mencari masing-masing spesies dari ordo Orthoptera ini, maka secara langsung kita akan dapat melihat dan  membedakan bentuk fisiologi masing-masing jenis spesies, sehingga kita bisa mempelajari karakteristik masing-masing spesies.
Ortoptera berasal dari kata Orto = lurus dan ptera = sayap. Ordo ini membawahi kelompok insekta yang mempunyai sayap lurus. Habitat hidup di rerumputan dan tempat kering misalnya, batu-batuan, tanah kering dll.mata majemuk atau sederhana, antena cukup panjang. Femur kaki belakang besar bertipe mulut menggigit dan mengunyah. Sayap depan lurus dan kuat biasanya untuk melindungi pasangan sayap yang lebih besar dan tipis seperti membran. Pasangan sayap belakang ini saat istirahat dilipat dibawah sayap depan dan ketika terbang berkembang seperti membran. Hewan ini mempunyai tipe pertumbuhan metabolisme tidak sempurna. Cara jalan dengan meloncat dan dibantu dengan terbang pendek (jaraknya). Contoh disostura atau belalang, grillus sp atau jangkrik.
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan Latar Belakang diatas, dapat kami peroleh Rumusan Masalah sebagai berikut :
1.      Apakah jenis hewan yang termasuk dalam Ordo Orthoptera ?
2.      Bagaimana struktur tubuh dari Ordo Orthoptera ?
3.      Bagaimana peranan Ordo Orthoptera dalam kehidupan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya Makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui jenis hewan yang termasuk dalam Ordo Orthoptera.
2.      Mengetahui struktur tubuh dari Ordo Orthoptera.
3.      Mengetahui peranan Ordo Orthoptera dalam kehidupan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Serangga (Insecta)
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca “Insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti “berkaki enam”). Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut Entomologi (Campbell, 2003).
Serangga termasuk dalam kelas insecta (Subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 odro, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidotera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Lebih dari 800.000 Lebih spesies insecta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa Capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa Lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa Kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera) (Borror, 2005).
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Serangga mempunyai warna tubuh yang menarik dan bervariasi atau tidak menarik samasekali. Mereka merupakan hewan berdarah dingin. Beberapa serangga dapat bertahan hidup dengan periode pendek dengan suhu beku. Tetapi ada yang dapat bertahan hidup dalam periode panjang (Odum, 1993).
Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, thoraks dan abdomen.Kutikula dibangun oleh lapisan epikutikula, eksokutila dan endokutikula. Kepala dibangun oleh cranium di mana terletak mulut, antena dan mata. Thoraks terdiri dari tiga segmenprothoraks; mesothoraks, dan metathoraks. Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada bagian abdomen. Serta untuk mendukung proses kehidupannya, serangga memerlukan kesetimbangan dalam makan dan pencernaan, pernafasan, peredaran, ekskresi, syaraf danreproduksi. Saluran makanan serangga terdiri dari foregut, midgut dan hindgut. Zat makanan yang diperlukan serangga adalah karbohidrat , asam amino, lemak, vitamin, kolestrol, air dan mineral. Organ ekskresi serangga yang penting adalah tubulus Malpighi dan rektum. Serangga mempunyai sistem peredaran darah terbuka, darah mengalir, dalam homosol. Untuk berespirasi, serangga menggunakan sistem trakea yang berhubungandengan spirakel. Obat serangga dibagi menjadi tiga kategori yaitu visceral, segmental dan apendage. Yang termasuk gerakan serangga adalah berjalan, merangkak dan terbang.
2.2  Klasifikasi Serangga (Insecta)
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu :
1.      Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.
2.      Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.
2.2.1   Sub Kelas Apterygota
Sub kelas Apterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·         Tidak bersayap.
·         Tidak mengalami metamorfosis (ametabola).
·         Tipe mulutnya menggigit.
·         Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas.
·         Antenanya panjang tidak beruas-ruas.
Contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina), kutu buku dapat merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.
2.2.2 Sub Kelas Pterygota
Sub kelas Pterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·         Memiliki sayap.
·         Mengalami metamorfosis.
·         Tipe mulutnya bervariasi.
Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
2.2.2.1  Eksopterygota
Adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, eksopterygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Isoptera, ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo Odonata.
1.      Ordo Isoptera
Isoptera berasal dari bahasa Latin (is = sama, pteron = sayap) yang berarti Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah :
·      Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.
·      Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
·      Tipe mulut menggigit.
·  Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme.
·      Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara.
·      Contoh : Helanithermis sp. (rayap).
2.      Ordo Orthoptera
Orthoptera berasal dari bahasa Latin (orthop = lurus, pteron = sayap) yang berarti Insekta bersayap lurus. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo orthoptera adalah :
·      Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap bagian depan lurus, lebih tebal, dan kaku (perkamen), sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
·      Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
·      Tipe mulut menggigit.
·      Kaki paling belakang (kaki ketiga membesar).
·      Contoh : Kecoa (Periplaneta americana), Jangkrik (Grillus sp.)., Belalang sembah (Tenodora sp.).
3.      Ordo Hemiptera
Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo hemiptera adalah :
·      Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan satu pasang seperti berkulit dan sayap belakang transparan.
·      Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
·      Tipe mulut menusuk dan menghisap.
·      Contoh : Kutu busuk (Cymex rotundus)., Walang sangit (Leptocorisa acuta).
4.      Ordo Odonata
Ciri-ciri yang dimiliki oleh ordo Odonata adalah :
·      Memiliki dua pasang sayap tipis seperti selaput.
·      Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
·      Tipe mulut menggigit.
·      Contoh : Capung (Aesha sp.)
2.2.2.2  Endopterygota
Adalah kelompok Insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan kearah dalam dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, endoptrygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera, ordo Diftera, ordo Lepidoptera, ordo Shiponaptera.
1.      Ordo Coleoptera
Coleoptera berasal dari bahasa Latin (coleos = perisai, pteron = sayap), berarti insecta bersayap perisai. Ciri-ciri ordo Coleoptera adalah :
·      Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.
·      Mengalami metamorfosis sempurna.
·      Tipe mulut menggigit.
·      Contoh : Kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah (Rhyzoperta dominica)
2.      Ordo Hymenoptera
Ciri-ciri ordo Hymenoptera adalah :
·      Mengalami metamorfosis sempurna.
·      Tipe mulut menggigit dan ada yang kombinasi untuk menggigit dan menjilat.
·      Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut hitam (Monomorium sp.).
3.      Ordo Diptera
Ciri-ciri ordo Diptera adalah :
·      Memiliki satu pasang sayap depan dan sayap belakang mengalami redukasi membentuk halter (alat keseimbangan).
·      Mengalami metamorfosis sempurna.
·      Tipe mulut menusuk dan menghisap serta menjilat.
·      Dan memiliki tubuh ramping.
·      Contoh : Nyamuk rumah (Culex pipiens), nyamuk malaria (Anopheles sp.), nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), lalat buah (Drosophila melanogaster), lalat tsetse (Glossina palpalis).
4.      Ordo Lepidoptera
Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah :
·      Memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus.
·      Mengalami metamorfosis sempurna.
·      Tipe mulut pada tahap larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa menghisap.
·      Mata fasetnya besar.
·      Contoh : Kupu-kupu Swallow tail, kupu-kupu sutera (Bombyx mori), kupu-kupu elang (Acherontia atropos).
5.      Ordo Shiponaptera
Ciri-ciri ordo Shiponaptera adalah :
·      Tidak memiliki sayap.
·      Mengalami metamorfosis sempurna.
·      Tipe mulut menusuk dan menghisap.
·      Kakinya pipih panjang dan digunakan untuk meloncat.
·      Contoh : Kutu manusia (Pulex irritans), kutu kucing (Stenossphalus felic).
6.      Ordo Dermaptera
Ciri-ciri ordo Dermaptera adalah :
·      Memiliki dua pasang sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang bermembran), atau tidak bersayap.
·      Mengalami metamorfosis sempurna.
·      Tipe mulut menggigit.
·      Contoh : Earwig


BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Deskripsi Ordo Orthoptera
Othoptera berarti bersayap lurus, serangga yang tergolong dalam ordo ini melipatkan sayapnya pada saat istirahat secara lurus di atas tubuhnya. Ukuran tubuh sedang sampai besar. Banyak diantaranya yang menjadi hama tanaman pertanian, ada pula yang bersifat sebagai predator.
Rahayu (2004), menyatakan bahwa ortoptera berasal dari kata Orto = lurus dan ptera = sayap. Ordo ini membawahi kelompok insekta yang mempunyai sayap lurus. Habitat hidup di rerumputan dan tempat kering misalnya, batu-batuan, tanah kering dll.mata majemuk atau sederhana, antena cukup panjang. Femur kaki belakang besar bertipe mulut menggigit dan mengunyah. Sayap depan lurus dan kuat biasanya untuk melindungi pasangan sayap yang lebih besar dan tipis seperti membran. Pasangan sayap belakang ini saat istirahat dilipat dibawah sayap depan dan ketika terbang berkembang seperti membran. Hewan ini mempunyai tipe pertumbuhan metabolisme tidak sempurna. Cara jalan dengan meloncat dan dibantu dengan terbang pendek (jaraknya). Contoh disostura atau belalang, grillus sp atau jangkrik.
Brotowidjoyo (1994), menyatakan bahwa anggota ortoptera itu adalah insekta peloncat, ada yang kecil dan ada yang besar. Tulang femur kaki belakang besar. Bermata sederhana atau majemuk. Anthena cukup panjang atau panjang sekali. Alat mulut untuk menggigit. Tarsi beruas 3/4, jarang yang 2. Sayap depan lurus, menyempit dan kuat. Sayap belakang tipis seperti membran dan ketika berhenti terbang terlipat berlapis-lapis. Kadang-kadang sayap tidak ada atau vestigial atau rudimeter. Metamorfosis inkomplekta. Contoh: belalang (Dissostura sp.), jangkrik (Gryllus sp.).
Bentuk tubuh bulat panjang dengan kepala hypognathus. Mata majemuk jelas dan besar dengan dua atau tiga mata tunggal (ocelli) atau juga tanpa mata tunggal. Antena relatif panjang dan banyak spesies yang antenanya melebihi panjang tubuhnya dengan ruas yang banyak. Mulut bertipe penggigit pengunyah. Dada mengalami pengerasan yang kuat. Pada Orthoptera, serangganya ada yang bersayap ada juga yang tidak bersayap. Serangga yang bersayap terdiri dua pasang sayap. Sayap depan memanjang mempunyai jejari (vena) sayap yang banyak dan teksturnya menebal agak kaku disebut tegmina. Tekstur sayap belakang seperti selaput dan lebar dengan banyak jejari. Tungkai belakang lebih besar dan panjang daripada kedua tungkai yang depan. Tungkai tersebut dengan femur yang besar untuk meloncat (tipe saltatorial). Terdapat pula dengan jenis dengan tungkai besar dan lebar berfungsi untuk menggali (tipe fossorial) pada Gryllotalpidae.
Abdomen umumnya terdiri atas banyak ruas. Pada Orthoptera yang menghasailkan suara biasanya terdapat timpana pada ruas abdomen pertama (misal belakang). Ovipositor pada beberapa jenis bentuknya panjang seperti jarum, tetapi pada beberapa jenis yang lain pendek dan tersembunyi. Ada pula yang bentuknya seperti pedang. Perkembang biakannya secara perkawinan dan mengalami metamorphosis sederhana. Serangga muda dan dewasa mempunyai habitat dan makanan yang sama. Umumnya fitofag dan beberapa zoofag dan bahkan ada yang bersifat kanibal.
Ordo Orthoptera dibagi menjadi 6 subordo yaitu subordo Caelifera, Ensifera, Mantodae, Phasmatodae, Blattodae dan Grylloblattodae. Dari 6 subordo dibagi menjadi famili antara lain beberapa disebutkan di bawah ini dengan contoh spesiesnya, yang erat hubungannya dibidang pertanian baik sebagai hama atau predator.
Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
3.2  Klasifikasi Ordo Orthoptera
Menurut Borror, Triplehorn, dan Johnson (1992: 273-274) klasifikasi belalang kayu adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Divisi: Arthropoda
 Klass: Insecta
     Ordo :Orthoptera
   Subordo :Caelifera
   Famili : Acrididae
   Subfamili : Cyrtacanthacridinae
            Genus : Melanoplus
             Spesies : Melanoplus cinereus.
3.3  Contoh Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera dibagi menjadi 6 subordo yaitu subordo Caelifera, Ensifera, Mantodae, Phasmatodae, Blattodae dan Grylloblattodae. Dari 6 subordo dibagi menjadi famili antara lain beberapa disebutkan di bawah ini dengan contoh spesiesnya, yang erat hubungannya dibidang pertanian baik sebagai hama atau predator.
1.      Famili Blattidae,
~ Periplaneta austalasiae Fbr.
2.      Famili Mantidae, Famili ini bersifat zoofagus yaitu pemakan hewan. Saat bertelur ia menempatkan telurnya di ranting pohon, dan bentuk telurnya paketan, maksudnya dalam satu telur terdapat beberapa embrio.
Contohnya:
~ Otomantis sp. ( Predator )
~ Stagmomantis sp ( belalang sembah )
3.      Famili Acridiidae
Ciri-ciri dari famili ini antara lain:
• Antenanya pendek
• Umumnya bersifat Diurnal ( hidup di siang hari )
• Kaki belakang membesar yang digunakan untuk meloncat ( Saltatorial )
• Belalang betina meletakan telurnya di tanah
• Mempunyai warna kamuflase
Contohnya:
~ Locusta migrotarin M. ( hama tanaman monokotil )
~ Valanga nigricornis Burm. ( hama tanaman jati )
4.      Famili Tettigonidae
Ciri-ciri dari famili ini antara lain:
• Serangga betinanya mempunyai ovipositor berbentuk seperti pedang
• Serangga jantan dapat mengeluarkan suara
• Bersifat nokturnal ( hidup di siang hari )
• Antenanya panjang, ukurannya sama dengan panjang tubuhnya
Contohnya:
            - Sexava spp. ( hama pada tanaman palmae, pandan )
- Flimaea chloris De.H. ( hama pada tebu, tembakau )
5.      Famili Gryllidae
Ciri-ciri dari famili ini antara lain:
• Hidupnya di tanah
• Bersifat nocturnal
• Tioe kakinya biasanya Fossorial ( menggali tanah )
• Mempunyai ovipositor
Contohnya:
-          Gryllus bimaculatus De.G.( jangkrik / hama pada rerumputan Graminae)
-          Brachytrypus portentosus Lich. ( gangsir / hama pada rerumputan Graminae )
-          Grillotalpu sp. ( orong – orong / anjing tanah )
Disini yang kami ambil dalam study Entomologi yang membahas Ordo Orthoptera di khususkan pada pembahasan Spesies belalang.
3.3.1 Deskripsi belalang
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
3.3.2 Morfologi dan Anatomi Belalang
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia.
Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah kepiting dan lobster.
Belalang dapat hidup hampir di semua penjuru dunia kecuali kutub utara dan selatan.
Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram.
3.3.3 Reproduksi Belalang
Organ reproduksi belalang jantan disebut dengan nama aedeagus.
Selama proses reproduksi, belalang jantan akan memasukkan spermatophore (satu paket berisi sperma) ke dalam ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan butir selama masa bertelur. Selain di dalam tanah, belalang juga dapat meletakkan telur mereka pada tanaman (batang, daun, atau bunga). Telur belalang akan tetap tersimpan di dalam tanah hingga berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat musim panas. Induk belalang tidak mengurus anak mereka setelah menetas.
 Telur belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan segera muncul. Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari
nimfa belalang akan berhenti menjalani proses ganti kulit setelah memiliki sayap, yang berarti nimfa sudah menjadi imago (belalang dewasa)
Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.
3.3.4 Metamorfosis Belalang
Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah wereng, jangkrik dan kecoa.
Sedangkan metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur, nimfa, pupa, dan imago. Tahap yang membedakan metamorfosis tidak sempurna dengan metamorfosis sempurna adalah tahap pupa (kepompong). Perbedaan lainnya adalah tampilan fisik nimfa dan imago serangga yang mengalami metamorfosis sempurna sangat berbeda. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kumbang, kupu-kupu, lebah, tawon, dan lalat.
3.3.5 Makanan Belalang
Belalang adalah hama rakus yang sangat merugikan, mereka makan mulai dari daun jati, pisang, padi, jagung hingga tebu. 50 ekor belalang dewasa dapat menghabiskan makanan setara dengan seekor sapi dewasa.
3.4  Peranan Ordo Orthoptera
Belalang adalah serangga yang dapat menggangu terhadap kelangsungan hidup tanaman atau sebagai hama tanaman, makanan, sebagai rantai makanan yang sangat penting dari berbagai konsumen, dan membantu penyerbukan berbgai macam tumbuhan (misal jika proses itu dibantu oleh kaki – kakinya yang tidak sengaja menempel dan ia berpindah ke tempat lain sehingga terjadilah penyerbukan).


BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang berjudul “Orthoptera”, dapat kami peroleh kesimpulan sebagai berikut :
1.  Ordo Orthoptera dibagi menjadi 6 subordo yaitu subordo Caelifera, Ensifera, Mantodae, Phasmatodae, Blattodae dan Grylloblattodae.
2.     Ordo Ortoptera memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki tubuh umumnya berbentuk silinder, dengan kaki belakang memanjang untuk melompat, memiliki mulut mandibulate dan mata majemuk yang besar, dan mungkin atau mungkin tidak memiliki ocelli, tergantung pada spesiesnya. Antena beberapa mempunyai beberapa sendi dan panjang variable.
3.      Belalang adalah serangga yang dapat menggangu terhadap kelangsungan hidup tanaman atau sebagai hama tanaman, makanan, sebagai rantai makanan yang sangat penting dari berbagai konsumen, dan membantu penyerbukan berbgai macam tumbuhan (misal jika proses itu dibantu oleh kaki – kakinya yang tidak sengaja menempel dan ia berpindah ke tempat lain sehingga terjadilah penyerbukan).
4.2  Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang konstruktif demi perbaikan makalah ini sehingga dapat lebih disempurnakan dengan lebih baik lagi. Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito.1994.Zoologi Dasar.Jakarta:Erlangga.
Borror, et al. 2005. Study Of Insect. Ed-7. Amerika: Thomson Rook/Cole.
Campbell, N.A, J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hasegawa. 1996. Belalang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rahayu, Tuti.2004.Sistematika Hewan Invertebrata.Surakarta:UMS Press.
Semangun, H. 1991. Serangga. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Siregar, Amelia, Zuliyanti. 2007. Hama-hama Tanaman Padi. Sumatra: USU Press.
Suhardi.1983.Evolusi Avertebrata.Jakarta:UI Press.
Sukmanyakub. 2011. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Palembang: Sriwijaya University.
Susetya, Nugroho.1994.Serangga di Sekitar Kita.Yogyakarta:Kanisius.
Wigiman. 2003. Hama Tanaman: Cermin Morfologi, Biologi dan Gejala Serangan. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

4 comments:

Unknown said...

Mantavvvvv

Yasiniyas said...

downloadnya gimana nih

Anonymous said...

caradownloadnyagimnagan

bebasqqlife said...

oke

Post a Comment