BAB I
PENDAHULUAN
Kupu-kupu merupakan
serangga yang umum dikenal, karena memiliki ciri-ciri yang khas, terutama
adanya sisik-sisik pada sayap yang mudah terlepas jika dipegang, tidak menggigit
dan menyengat dan dalam bentuk dewasa bukanlah serangga perusak yang serius. Memiliki
jumlah populasi yang paling banyak dari pada ordo lainnya dalam kelas insekta
dan tersebar dari dataran rendah sampai ketinggian 750 m dpl serta ditemukan
pada daerah hutan, pinggiran hutan, ladang, semak belukar, dan di sepanjang
aliran air (Corbet and Pendlebury, 1956; Borror, Triplehorn dan Jhonson ,1992;
Herwina, 1996). yang cukup banyak dan diperkirakan berjumlah 2500 jenis (Corbet
dan Pendlebury, 1956). Penyebaran setiap jenis kupu-kupu tersebut mengikuti
pola distribusi yang jelas. Jenis kupu-kupu yang ditemukan pada wilayah bagian
barat Indonesia, penyebarannya berasal dari daratan Asia, sedangkan kupu-kupu
yang terdapat di Indonesia bagian Timur, penyebarannya dari benua Australia .
Dalam suatu ekosistem
kupu-kupu berperan penting dalam memelihara keanekaragaman hayati, karena
fungsinya sebagai polinator yang mendorong terjadinya penyerbukan pada tumbuhan
sehingga membantu perbanyakan tumbuhan secara alamiah. Kupu-kupu juga mempunyai
nilai ekonomis, terutama dalam bentuk dewasa dijadikan koleksi, dan sebagai
bahan pola dan seni. Kupu-kupu juga menjadi perhatian para ilmuwan untuk
melengkapi catatan biosistematik tentang kupu-kupu sehingga sangat penting
untuk studi ilmiah.
Ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap kehidupan kupu-kupu, yakni mulai dari fase telur sampai
fase imago, yaitu :
a. Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.
Distribusi sumber daya dan kelimpahan makanan ulat adalah
merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup ulat
kupu-kupu. Semakin tinggi kelimpahan, akan menyebabkan pula ketersedian pakan
ulat semakin banyak Sedangkan distribusi pakan akan berpengaruh kepada
ketersediaan ruang dalam mencari pakan dan sekaligus berpengaruh terhadap
sebaran jenis kupu-kupu.
b. Ketersediaan cairan nektar yang diisap oleh imago.
Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh
kelimpahan tumbuhan berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak pula imago
yang datang mengunjungi tempat tersebut. Selain cairan nektar dari
bunga-bungaan, kupu-kupu juga mengisap cairan dari bangkai atau cairan
pembuangan air senih dari hewan dan manusia.
c. Iklim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi
kupu-kupu. Pada umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban
tinggi, seperti lokasi-lakasi yang berada dipinngir sungai yang jernih atau
dibawah tegakan pohon sekitar gua yang lembab karena berair.
d. Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun tumbuhan perdu
maupun pohon yang digunakan oleh kupu-kupu sebagai tempat perlindungan, baik
pada waktu hujan ataupun pendinmginan tubuh dari sengatan matahari panas,
maupun dari serangan predator itu sendiri.
e. Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu,
sehingga kupu-kupu tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih bagus.
Kerusakan alami yang dimaksud seperti longsoran, kemarau panjang, banjir dan
sebagainya.
f. Kerusakan oleh manusia.
Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting dan
mungkin penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap menurunnya populasi
atau bahkan menyebabkan punahnya satu jenis kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh
manusia dapat berupa penebangan pohon sehingga menggangu kelembaban,
pengambilan daun dan buah serta ranting kayu yang tidak terseleksi menyebabkan
persaingan pakan terhadap larva kupukupu, atau mungin menginjak tumbuhan bawah
dimana telur dan larva kupu-kupu berada.
g. Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di suatu
tempat. Membuang sampah sembarangan, akan mengundang serangga lain
datang kesitu, dan secara tidak langsung akan mengundang pula predator
kupu-kupu untuk datang ketempat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ORDO LEPIDOPTERA
Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang
tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis,
sisik dan pteron, sayap).
Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah :
·
Memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus.
·
Mengalami metamorfosis sempurna.
·
Tipe mulut pada tahap larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa
menghisap.
·
Mata fasetnya besar.
Contoh : Kupu-kupu
Swallowtail, kupu-kupu sutera (Bombyx mori), kupu-kupu elang (Acherontia
atropos).
Family Zygaenidae
Zygaenidae termasuk keluarga
Lepidoptera. Mayoritas zygaenidae hidup di daerah tropis, maupun di daerah
sedang. Ada sekitar 1000 spesies. Berbagai jenis yang umumnya dikenal sebagai
kupu-kupu yang hidup di hutan atau Burnet moths, sering bercirikan dengan
bintik bintik, yang sering disebut smoky moths.
Terdapat 43 jenis zygaenidae
Australia yang umumnya dikenal sebagai foresters termasuk suku Artonini dari
subfamily Procridinae. Satu-satunya spesies non-endemik di Australia Palmartona
catoxantha, Asia Tenggara jenis hama yang diyakini sudah ada di Australia atau
kemungkinan akan segera bermunculan.
Moths Zygaenidae biasanya
terbang dengan lambat. Mereka umumnya memiliki logam kemilau dan bintik-bintik
merah atau kuning. Warna-warna yang cerah merupakan salah satu tanda peringatan
ke predator. Warna ini muncul karena kandungan hidrogen sianida di semua
tahapan dari siklus hidup mereka.
Family Psychidae
Ciri-ciri :
The Psychidae atau Bagworms
adalah keluarga dari Lepidoptera (butterflies dan moths). Larva dari Psychidae
menghasilkan bahan sutera pada lingkungan seperti pasir, tanah, lichen, atau
bahan-bahan tanaman. Habitatnya di batu, pohon-pohon atau pagar sambil
istirahat atau selama tahap kepompong mereka. Beberapa larva spesies ini
memakan lichen, sementara yang lain lebih suka daun berwarna hijau. Dalam
banyak spesies, betina dewasa umumnya tidak memiliki sayap yang jelas dan
karena itu sulit diidentifikasi. Bagworm dari berukuran kurang dari 1 cm hingga
15 cm di antara beberapa spesies hidup di daerah tropis. Betina dewasa dari
spesies bagworm hanya memiliki sayap vestigial, kaki, dan bagian mulut yang
kecil. Spesies Fliers merupakan jantan dewasa yang paling kuat dan dapat
mengembangkan sayap berbulu. Antena bertahan cukup lama karena dikembangkan di
bawah bagian mulut yang mencegah mereka dari makanan. Setiap generasi bagworm
hidup cukup lama untuk pasangan mereka dan mereproduksi generasi untuk tahun
berikutnya dalam siklus tahunan.
Spesies Bagworms ditemukan
secara global, dengan beberapa spesies, seperti bagworm snailcase, bermigrasi
ke benua baru di mana mereka bukan merupakan famili asli dengan jumlah sekitar
600 spesies. Beberapa bagworms merupakan host dengan makan berbagai daun.
Beberapa spesies juga mengkonsumsi arthropoda kecil seperti Pseudaonidia
duplex.
Bagworm dapat memproduksi sutra dan
bahan-bahan dari habitat mereka. Mereka melakukan klamufase dari predator.
Musuh alaminya yaitu burung dan serangga lainnya. Burung yang sering makan
telur, tubuhnya penuh dengan bagworms betina yang mati. Bagworms dianggap hama
bagi manusia karena kerusakan yang dilakukan untuk beberapa tanaman seperti
pial di Afrika Selatan dan jeruk di Florida.
Family Geometridae
Geometridae merupakan salah
satu family Lepidoptera. Family ini merupakan family yang banyak tersebar.
Family ini memiliki sekitar 26.000 jenis (lebih dari 300 berada di Kepulauan
Inggris, dan lebih dari 1.200 spesies asli berada di Amerika Utara). Banyak
Geometridae muncul bukan seperti kupu-kupu, tetapi dalam banyak hal mereka
ngengat yang khas: mayoritas terbang di malam hari, mereka memiliki frenulum
untuk menghubungkan sayap dan antena dan jantan seringkali berbulu. Dalam
beberapa spesies, betinanya memiliki sayap (misalnya ngengat musim dingin).
Kebanyakan spesiesnya berukuran sedang, sekitar 3 cm lebar sayap, tetapi
berbagai ukuran terjadi dari 3 / 8 inchi ke 2 inchi (9.5-51 mm).
Nama "Geometridae" berasal dari ahli
ilmu ukur ( "bumi-alat pengukur"). Merujuk kepada larva atau
caterpillars, yang tidak memiliki prolegs atau lainnya. Tubuhnya dilengkapi
dengan appendages di kedua ujung tubuhnya, yang akan dihubungkan dengan kaki
depan dan membuat bagian belakang, maka dengan penghubung bagian belakang
(prolegs). Caterpillars cenderung berwarna hijau, abu-abu, atau coklat.
B. KUPU-KUPU DAN NGENGAT
Secara sederhana, kupu-kupu
dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan
ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal),
sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu
beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan
sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung
gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada
perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.
Kupu-kupu dan ngengat amat
banyak jenisnya. Di Jawa dan Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies
kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar
lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis
Ngengat adalah serangga yang berhubungan dekat dengan kupu-kupu dan kedua duanya
termasuk ke dalam Ordo Lepidoptera. Perbedaan diantara kupu-kupu dan ngengat
lebih dari taksonomi. Kadang nama "Rhopalocera" (kupu-kupu)
dan"Heterocera" (ngengat) digunakan untuk memformalisasikan perbedaan
mereka. Banyak usaha telah dilakukan untuk membagi ordo Lepidoptera menjadi
kelompok seperti Microlepidoptera dan Macrolepidoptera, Fenatae dan Jugatau,
atau Monotrysia dan Ditrysia. Kegagala dari nama ini untuk tetap berada pada penggolongan
moderan karena tidak ada dari penggolongn tersebut merepresentasikan sepasang
kelompok monofiletis. Pada kenyatannya, kupu-kupu adalah kelompok kecil yang muncul
dari "ngengat". Kebanyakan spesies ngengat giat pada malam hari,
namun ada juga yang giat pada petang dan pagi, serta yang giat pada siang hari.
Ngengat Kupu-kupu Nilai penting ngengat atau kupu-kupu malam dalam
berbagai bidang kehidupan yaitu :
Ngengat dan ulatnya adalah
salah satu hama perkebunan di banyak bagian di bumi. Ulat dari ngengat gipsi (Lymantria
dispar), sebuah spesies invasif menyebabkan kerusakan yang parah terhadap
hutan di amerika Serikat Timur Laut. Di daerah beriklim sedang ngengat codling menyebabkan
kerusakan yang parah terutama pada perkebunan buah. Di daerah tropis dan subtropis
ulat kubis (Plutella xylostella) mungkin adalah hama tanaman
kubis-kubisan yang paling ganas. Beberapa ngengat pada keluarga Tineidae
seringkali di anggap sebagai hama karena larvanya memakan bahan kain seperti
baju dan selimut yang dibuat dari serat alami seperti woll dan sutra, mereka
namun biasanya tidak memakan material yang dicampur dengan serat buatan. Kapur
barus adalah penangkal ngengat yang paling sering digunakan dan dianggap cukup
efektif namun ada kekuatiran akan pengaruhnya pada kesehatan manusia. Larva
ngengat dapat dibunuh dengan membekukan barang yang mereka serang untuk
beberapa hari pada suhu dibawah -8 derajat celsius.
Ngengat cukup tahan banting
dan lebih tidak rentan pada pembasmi hama dibandingkan nyamuk dan lalat.
Beberapa ngengat namun juga berguna dan diternakan seperti contohnya ulat
sutera, larva dari ngengat domestik Bombyx mori. Ulat sutera diternakan
untuk diambil kepompongnya. Tidak semua sutra diproduksi oleh Bombyx mori kaena
ada beberapa spesies Saturniidae yang juga diternakan untuk sutranya seperti
ngengat Ailanthus (anggota dari kelompokSamia cynthia ) , Ngengat Sutra
Ek Cina (Antheraea pernyi), the Ngengat Sutra Assam (Antheraea
assamensis), dan Ngengat Sutra Jepang (Antheraea yamamai). Ulat mopane,
ulat dari Gonimbrasia belina, dari keluarga Saturniidae, merupakan salah
satu sumber makanan di Afrika Selatan. Perlu dicatat bahwa ngengat dewasa namun
tidak memakan bahan kain. Ngengat besar seperti Lun, Polyphemus, Atlas,
Prometheus, Cercropia, tidak mempunyai mulut dan mereka meminum nektar untuk
makanannya.
C.
Klasifikasi Kupu-kupu A. violae
Kupu-kupu (Rhopalocera)
termasuk ke dalam filum Arthropoda, divisio Endopterygota, kelas Insekta dan
ordo Lepidoptera. Kupu-kupu dikelompokkan dalam dua superfamili yaitu
Hesperioidea dan Papilionoidea. Superfamili Hesperioidea terdiri dari satu
famili yaitu Hesperiidae. Superfamili Papilionoidea terdiri dari beberapa
famili yaitu Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Lycaenidae, Riodinidae,
Satyridae, Amathusiidae, Libytheidae, dan Danaidae (Corbet and Pendlebury,
1956). Salah satu spesies dari famili Nymphalidae adalah A. violae dengan klasifikasi
menurut Kunte (2006) adalah:
Filum : Arthropoda
Subfilum :
Mandibulata
Kelas : Insekta
Subkelas : Pterygota
Ordo : Lepidoptera
Superfamili : Papilionoidea
Famili : Nymphalidae
Subfamili : Heliconiinae
Genus : Acraea
Spesies :
Acraea violae Fabricius, 1793
D.
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Metamorfosis adalah proses
dari ulat menjadi hewan baru (fase sempurna) yaitu kupu-kupu. Pada prosesnya
terjadi cukup panjang dan lama namum sederhana. Pertama-tama mulai ari telur
yang di letakkan oleh kupu-kupu pada daun (biasanya daun pohon jeruk atau dapat
juga pohon yang lain) yang bertujuan nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan
makanan ulat tersebut hingga mencapai dewasa setelah tiba waktunya menjadi
pupa/ kepompong dan dalam beberapa hari akan menjadi kupu-kupu baru.
Kupu-kupu merupakan serangga
terbang, yang mengalami metamorfosa sempurna karena kehidupannya dimulai dari
telur, larva, pupa, dan dewasa. Di dalam daur hidup kupu-kupu hanya memerlukan
makan pada fase larva (ulat) dan dewasa. Makanan larva berupa bagian-bagian
dari tumbuhan termasuk buah, biji, dan daun; oleh karena itu mulut larva memiliki
bentuk sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk menggigit dan mengunyah.
Perubahan morfologi tersebut diiringi pula dalam perubahan fisiologi pencernaan
makanannya.
1.
TELUR
Telur akan menetas antara 3 – 5 hari, larva akan berjalan ke
pinggir daun tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi
cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya Kulit luar dari larva
tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat
larva akan berganti kulit.
2.
LARVA (ULAT)
Setelah menetas larva akan
mencari makan Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai
makanan pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti
pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit. Jumlah pergantian kulit selama hidup larva
umumnya 4 – 6 kali, dan periode antara pergantian kulit (molting) disebut
instar. Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar
berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau
filamen. Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti makan,
berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau
daun dengan anyaman benang. Larva telah memasuki fase prepupa dan melepaskan
kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.
3.
PUPA ( kepompong)
Fase pupa kalau dilihat dari
luar seperti periode istirahat, padahal di dalam pupa terjadi proses
pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa
suatu struktur tanpa anggota tubuh. Pada umumnya pupa berwarna hijau, coklat
atau warna sesuai dengan sekitarnya. (berkamuflase) . Pembentukan kupu-kupu di
dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 – 20 hari tergantung spesiesnya
4.
KUPU-KUPU
Tubuh kupu-kupu dewasa
terbagi menjadi tiga bagian yaitu caput, toraks dan abdomen. Pada caput
terdapat sepasang antena yang panjang dan membesar pada ujungnya yang berfungsi
sebagai peraba dan perasa, dan lidah bergulung (probosis) yang berfungsi untuk
menghisap makanan (Mastright dan Rosariyanto, 2005). Kupu-kupu memiliki
sepasang mata majemuk (compound eye) yang berfungsi untuk mengendalikan gerakan
(Braby, 2000).
PERILAKU KUPU-KUPU:
Kupu-kupu merupakan serangga
yang melakukan aktivitas pada siang hari, pada malam hari kupu-kupu akan
istirahat dan terlindungan daun pepohonan. siang kupu-kupu makin aktif terbang
dan melakukan aktivitas mencari makan dan berproduksi. Kegiatan mencari makan
dilakukan sendiri-sendiri tetapi sering tampak kupu-kupu jantan dan batina
terbang berpasangan dan pada saatnya akan melakukan kopulasi.
Selanjutnya induk kupu-kupu
akan meletakkan telurnya pada tumbuhan inangnya. kupu-kupu yang rentang
sayapnya kecil akan terbamg rendah antara 10 cm- 2 m. Sedangkan kupu-kupu yang
rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi sampai ± 10 m. Pada kegiatan
mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada bunga-bunga dan menjulurkan
probosisnya.
Nilai Penting Kupu-Kupu
dalam berbagai bidang kehidupan yaitu : Kupu-kupu mempunyai nilai yang sangat
penting, dan dapat dikelompokkan kedalam nilai ekonomi, ekologi, endemisme,
konservasi, estetika, pendidikan dan nilai budaya.
a. Nilai Ekonomi.
Ada beberapa jenis kupu-kupu
yang mempunyai nilai ekonomi penting karena mempunyai harga jual di pasaran
cukup tinggi. Bukan hanya imagonya yang dapat dijual dalam bentuk cendera mata,
tetapi justru kepompong mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi. Saat ini
kepompong beberapa jenis kupu-kupu tertentu telah di ekpor ke pasaran internasional,
terutama ke Inggris. Di negara tujuan, kepompong ini dimasukkan ke taman kupu-kupu
untuk dipertontonkan kepada pengunjung, bagaimana spektakulernya imago yang sedang
keluar dari kepompong.
Nilai ekonomi ini adalah
nerupakan salah satu yang menyebabkan terjadinya ancaman terhadap kehidupan
kupu-kupu di alam, karena masyarakat melakukan pemanenan tanpa melakukan
pertimbangan terhadap pertumbuhan populasi dari jenis kupu-kupu yang laku dijual
di pasaran.
b. Nilai Ekologi.
Nilai ekologi kupu-kupu juga
sangat penting, terutama karena kupu-kupu, dalam hal ini imago banyak melakukan
pollinasi terhadap tumbuhan tertentu.
c. Nilai Estetika.
Kupu-kupu mempunyai nilai
estetika yang sangat tinggi karena warna dari sayapnya yang menawan dan sangat
artistik. Warna-warna ini kadang-kadang merupakan kamuplase sebagai startegi
untuk menghindari atau menakuti predator. Disamping itu ada kupu-kupu yang mempunyai
bentuk sayap yang has, sehingga terlihat sangat berbeda dengan jensi kupu-kupu lainnya.
Wallacea, pada tahun 1857
perna tinggal di Bantimurung dan melukiskan kupu-kupu ekor sriti (Papilio androcles)
sebagai berikut: Bila mahluk yang indah ini terbang, ekornya yang panjang
berwarna putih berkilat-kilat seperti umbai-umbai, dan bila kupu-kupu in
hinggap ditepi sungai, ekornya akan diangkat keatas seakan mencegahnya dari
kemungkinan kerusakan (Whitten dkk, 1987)
d. Nilai Pendidikan
Kupu-kupu mempunyai nilai
pendidikan yang tinggi, dimana para pelajar dan mahasiswa dapat melakukan
penelitian terhadap berbagai aspek kupu-kupu tersebut. Masih banyak masalah
yang mempengaruhi kehidupan kupu-kupu belum diketahui, seperti jenis pakan ulat
dari setiap jenis kupu-kupu, dll. Bahkan kupu-kupu di Bantimurung telah
menghasilkan beberapa sarjana dari berbagai perguruan tinggi di Makassar,
bahkan dari luar Sulawesi Selatan, seperti IPB dan Universitas Gaja Mada.
e. Nilai Endemisme
Beberapa jenis kupu-kupu
mempunyai nilai endemisme, baik berupa endemisme regional, pulau maupun
endemisme lokal. Jenis endemisme lokal sangat rentan terhadap kepunahan,
sehingga memerlukan perhatian yang besar. Ada baiknya penelitian ekologi kupu-kupu
dan penangkaran di perioritaskan terhadap jenis endemisme lokal ini, apalagi kalau
jenis ini kebetulan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Mattimu (1977)
menjelaskan bahwa beberapa jenis kupu-kupu endemik dapat ditemukan di
Bantimurung, antara lain : Papilio blumei, P. polites, P. satapses, Troides
halliptron, T. helena, T. hypolites dan Graphium androcles.
f. Nilai Konservasi
Beberapa jenis kupu-kupu
mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena statusnya yang terancam punah.
Hal ini juga berlaku bagi jenis kupu-kupu endemik, terutama yang statusnya endemik
lokal. Jenis-jenis yang masuk dalam kedua kategori tersebut, mempunyai nilai konservasi
yang sangat tinggi, sehingga memiliki nilai perioritas utama untuk di
konservasi dan dilindungi.
g. Nilai Budaya
Masyarakat sekitar
Bantimurung telah lama memanfaatkan sumberdaya kupu-kupu, baik untuk dijual
atau sekedar dijadikan hiasan. Bahkan akhir-akhir ini, masyarakat telah mempu membuat
soufinir dari sayap kupu-kupu yang disusun dalam bentuk dekoratif dan bernilai senih
yang indah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kupu-kupu (Rhopalocera)
termasuk ke dalam filum Arthropoda, divisio Endopterygota, kelas Insekta dan
ordo Lepidoptera. Kupu-kupu dikelompokkan dalam dua superfamili yaitu
Hesperioidea dan Papilionoidea. Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan
serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga
bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap).
Ciri-ciri ordo Lepidoptera adalah :
Memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus.
Mengalami metamorfosis sempurna.
Tipe mulut pada tahap larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa
menghisap.
Mata fasetnya besar.
Contoh : Kupu-kupu
Swallowtail, kupu-kupu sutera (Bombyx mori), kupu-kupu elang (Acherontia
atropos).
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. dan S. Kahono. 2003.
Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Biodiversity
Conservation Project.
Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan
N.F. Johnson. 1992. Serangga Edisi ke Enam. Gadjah Mada University Press.
Braby, M.F. 2000. Butterflies of
Australia Their Identification, Biology and Distribution. Vol 1. Canberra :
CSIRO Publishing.
Kunte, K. 2006. Butterflies of Peninsular
India. Indian Academy of Sciences. Universities press. India.
Mastright, H.V., Rosariyanto, E. 2005. Buku
Panduan Kupu-kupu untuk Wilayah Membrano sampai Pegunungan Cyclops.
Conservation International Indonesia. Jakarta.
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama
Terpadu. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta. 273 hal.
2 comments:
ini gmna car download atau copynya ?
Terima kasih.
ini cukup membantu
Post a Comment