Friday 15 April 2011

Jaringan Penyusun Tubuh (SPH 1)

Resuman: Pentingnya mempelajari sistem jaringan penyusun tubuh beserta ayat Al-Qur’an yang menerangkannya.
 
Histologi menurut bahasa Yunani (Histos) yang memiliki arti jaringan adalah suatu ilmu yang menguraikan struktur dari hewan serta tumbuhan secaara terperinci,dan hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan jaringan dan fungsi-fungsi yang mereka lakukan. Unit terkecil untuk mahluk hidup yang mempunyai fungsi tertentu adalah sel, suatu kesatuan organisasi yang mampu mempertahankan keutuhannya, daya penyesuaiannya terhadap lingkungan di luar batas dirinya, serta susunan kimiawinya yang khas. Pada dasarnya, sel adalah suatu wadah bagi susunan kimiawi yang rumit,yang akan terganggu sifatnya jika lingkungannya bebas masuk ke dalam sel itu (Bevelander, 1979: 01).
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka struktur atau matrik. Susunan sel-sel, hubungan antara mereka sendiri, hubungan mereka dengan matriks ekstraseluler, dan sifat matriks itu harus kita pahami untuk mengembangkan pengertian tentang bagaimana jaringan itu melakukan fungsinya dengan khas (Bevelander, 1979: 01).
Dari pengantar yang telah dijelaskan diatas dapat diterangkan bahwa sangat penting sekali kita mempelajari jaringan penyusun mahluk hidup, hal ini diterangkan juga dalam kitab suci Al-Qur’an surat Al Infithaar ayat ke-7 dan 8:
Artinya: “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,” (Qs: Al Infithaar 82:7)
Artinya: “Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (Qs: Al Infithaar 82:8)
 Hal tersebut dinyatakan juga dalam Al-Qur-an surat Al Insaan ayat 28:
Artinya: “Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.” (Qs: Al Insaan 76:28)
Untuk lebih menjelaskan kita betapa pentingnya mempelajari jaringan struktur penyusun tubuh, saya mengambil contoh pada jaringan saraf, suatu jaringan yang menjadi induk dari segala aktifitas yang kita lakukan. Berikut adalah penjelasannya.
 
Jaringan saraf (Nervous Tissue)
Jaringan yang paling rumit dalam tubuh manusia adalah jaringan saraf. Kerumitan ini berasal dari kemampuan sel-sel saraf (neutron) untuk berkomunikasi satu sama lain dan dengan jenis sel-sel  lain (sel-sel otot, sel-sel kelenjar). Semua sel yang membentuk satu kesatuan kelompok itu berada dalam komunikasi satu sama lain melalui sinyal elektris dan pesan kimiawi yang membantu memelihara kesatuan kelompok sel itu sebagai keseluruhan. Jaringan saraf mempunyai fungsi utama sebagai pembuat pesan kimiawi (pengantar saraf dan hormon-hormon) dan perkembangan saluran komunikasi untuk koordinasi fungsi-fungsi tubuh. Jaringan saraf juga menspesialisasikan diri dalam kemampuan seperti ini, menuju ke arah fungsi belajar dan ingat yang tidak banyak dipahami (Bevelander, 1979: 132).
System saraf itu dapat dibagi dalam suatu system saraf periferal (peripheral nervous system) dan suatu system saraf sentral (central vernous system - CNS). System saraf peripheral berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari permukaan tubuh, dari organ-organ khusus, dan dari isi perut, dan menghantarkan sinyal-sinyal ke system saraf sentral. Ia juga mengandung saluran keluar yang membawa suatu arus sinyal ke organ-organ efektor (pelaksana) dalam tubuh (otot dan kelenjar, system penggerak), yang bereaksi terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan dalam dan luar. Antara sinyal-sinyal yang masuk dan perintah-perintah yang keluar terdapat sekumpulan jaringan saraf yang terlibat dalam membandingkan bahan-bahan masukan, dalam pengolahan, dan da lam melakukan keputusan. Kumpulan jaringan saraf ini disebut sistem saraf sentral dan untuk sebagian besar terletak dalam jaringan saraf dalam jaringan saraf tulang punggung, batang, otak, dan kulit selebral (Bevelander, 1979: 132-133).
Pada tingkatannya yang paling primitif, system saraf sentral dapat dalam dua bagian. Yang pertama adalah jaringan saraf tulang punggungyang mengkoordinasikan respon-respon tubuh di bawah tingkatan leher. Dan yang kedua adalah otak belakang (hindbrain), otak tengah (midbrain), dan otak depan (forebrain) yang menjalankan fungsi daerah kepala dan leher. Otak belakang bertalian dengan telinga, otak tengah dengan mata, dan otak depan dengan indra pembauan (olfaksi) (Bevelander, 1979: 136).
Dua golongan pokok sel terdapat dalam jaringan saraf, sel-sel ini adalah neuron dan glia. Neuron merupakan unit dasar untuk komunikasi dan ia sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Secara ringkas neuron-neuron itu dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar berdasarkan susunan dan fungsinya:
1.      Neuron sensorik (aferens) yang letak serta konstruksinya begitu rupa sehingga tanggap terhadap stimulans-stimulans yang timbul dalam atau luar organism dan mengirimkan impuls ke system saraf sentral.
2.      Neuron asosiasi (intercalated atau internunsial) yang berfungsi sebagai mata rantai antara neuron sensorik dan neuron motoris.
3.      Neuron motoris (eferens) yang membawa impuls ke otot atau kelenjar, dan merangsang mereka menjadi aktif (Bevelander, 1979: 136).
Glia tampaknya menjadi unsur struktural yang mengikat jaringan neuron menjadi satu, dan berpengaruh pada perpindahan informasi, dan sebagainya. Perluasan sel-sel ini dalam ruang sangat penting dalam menentukan cara berkomunikasi kesatuan kelompok sel-sel itu satu sama lain dalam sistem saraf (Bevelander, 1979: 137).
Dari penjelasan sistem saraf yang telah di tuliskan saya dapat menyimpulkan bahwasannya memang betul suatu jaringan sangat diperlukan dalam pembentukan tubuh yang dibentuk dari sekumpulan sel. Padahal saya hanya menspesifikasikan jaringan pada saraf belum semua jenis jaringan yang ada dalam bagian mahluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia sendiri. 

2 comments:

Alif Programming said...

www.wka-cool32.blogspot.com

Unknown said...
This comment has been removed by the author.

Post a Comment