Thursday 11 April 2013

MAKALAH: ORDO COLEOPTERA (TOMCAT) (ENTOMOLOGI)




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 % dari jumlah total hewan di bumi. Dari 750.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia(Bappenas, 1993).
Serangga Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap tahun. Tingginya jumlah serangga dikarenakan serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya (Borror, dkk., 1992).
Serangga termasuk dalam filum arthropoda. Arthropoda berasal dari bahasa yunani arthro yang artinya ruas dan poda berarti kaki, jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai ciri utama kaki beruas-ruas (Borror dkk., 1996).
Nama serangga secara formal mengikuti ketentuan-ketentuan tata nama (nomenklatur) yang telah dikembangkan untuk semua jenis hewan (tumbuhan mempunyai sistem yang sedikit berbeda). Nama ilmiah formal dibutuhkan untuk berkomunikasi secara baik diantara Ilmuwan yang menggunakan berbagai bahasa yang ada di seluruh dunia. Nama daerah (umum) tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Serangga yang sama mungkin mempunyai nama daerah yang berbeda bahkan di antara orang-orang yang berbicara dengan bahasa yang sama. Sebagai contoh, orang Inggris menyebut kumbang Coccinellid dengan Ladybirds sedangkan serangga yang sama di Amerika dikenal sebagai Ladybugs. Banyak jenis serangga tidak mempunyai nama daerah, atau satu nama umum diberikan kepada berbagai spesies, seolah-olah hanya satu spesies yang memiliki nama tersebut. Berbagai kesulitan tersebut dapat diatasi oleh sistem Linnaneus, yaitu tiap spesies dijelaskan dengan dua kata (Binomial) (Busnia, 2006).
Ordo-ordo yang termasuk kedalam kelas insekta subkelas pterigota antara lain Ephemeroptera, Odonata, Gryllobataria, Phasmidia, Ortoptera, Mantodea, Blataria Isoptera, Dermaptera, Embidina, Plecoptera, Zoraptera, Psocoptera, Thysanura, Homoptera, Hemiptera, Diptera, Lepidoptera, Coleoptera, Hymenoptera,(Borror et al.1992).Dari beberapa ordo tersebut diambil satu ordo yang akan dibahas tentang beberapa subordo dan family dalam makalah ini, yaitu ordo Coleoptera.
1.2              Rumusan Masalah
  1. Apa saja family dari ordo Coleoptera  ?
  2. Bagaimana ciri-ciri dari setiap family Coleoptera  ?
  3. Apa saja contoh hewan dari ordo coleoptera ?

1.3              Tujuan
  1. Untuk mengetahui sub ordo dan family dari ordo Coleoptera 
  2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari setiap sub ordo dan family Coleoptera 
  3. Untuk mengetahui beberapa contoh spesies dari ordo Coleoptera


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Ordo Coleoptera termasuk kedalam golongan animalia, phylum arthropoda,sub phylum mandibulata, kelas insekta,sub kelas pterigotadan masuk kedalam Endopterigota. Ordo Coleoptera merupakan ordo terbesar dari serangga-serangga dan mengandung kira-kira 40% yang bterkenal dalam hexapoda (Borror et al.1992)
Ordo Coleoptera, diambil dari kata coeleos yang berarti seludang dan pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah serangga yang memiliki seludang pada sayapnya. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta
Ordo coleoptera sering disebut Kumbang karena kebanyakan didominasi oleh kelompok kumbang, dan  memiliki sayap depan yang keras, tebal dan merupakan penutup bagi sayap belakang dan tubuhnya. Sayap depan disebut elitron. Ketika terbang sayap depan kumbang tidak berfungsi hanya sayap belakang yang digunakan untuk terbang. Sayap belakang berupa selaput dan pada waktu istirahat dilipat dibawah elitra. Tipe alat mulut kumbang yaitu tipe penggigit dan pengunyah, kumbang juga memiliki kepala yang bebas dan kadng memanjang ke depan atau ke bawah sehingga berubah menjadi moncong. Kumbng memiliki mata majemuk (facet) besar, tanpa mata tunggal (ocellus). Abdomen memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas ersebut tidak semua terlihat. Pada kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar dan digunakan unuk berkelahi.
Kumbang (ordo coleoptera) mengalami metamorphosis sempurna mengalami tiga tahap berbeda yang dimulai dari telur, larva (ulat), dan pupa (kepompong) hingga menjadi dewasa (imago). Siklus hidup pada ordo ini bervariasi lamanya dari empat keturunan setahun sampai satu keturunan dalam beberapa tahun kebanyakan satu keturunan dalam setiap tahun (Borror et al.1992)
2.2 Habitat
Coleoptera dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsan invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae ("ladybirds" atau "kumbang tutul") yang mengkonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.
2.3 Sub ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera adalah ordo yang terbesar dari serangga dan dapat ditemui pada berbagai habitat, dapat beradaptasi dengan baik pada habitat subcortical (di bawah kulit kayu pepohonan) dan fungi.  Ordo ini mempunyai lebih dari 400 ribu spesies, lebih besar dari filum animalia, kira-kira 1 dari setiap 3 hewan adalah kumbang. Salah satu ciri khas dari ordo ini adalah memiliki empat sayap dengan pasangan sayap depan menebal, seperti kulit, atau keras dan rapuh, dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus dibawah tengah punggung dan menutupi sayap-sayap belakang. Sayap-sayap belakang berselaput tipis, dan biasanya lebih panjang dari sayap depan, dalam keadaan istirahat terlipat dibawah sayap depan. Sayap depan kumbang disebut elitra yang bertindak sebagai selubung pelindung. Tipe mulut adalah pengunyah dan mandibel sangat bagus berkembang, tetapi beberapa (Curculionidae) dengan cranium yang memanjang membentuk moncong, beberapa dengan mandibel yang berlekuk/beralur (=blood channel), mirip dengan adaptasi yang terlihat pada Neuroptera (sucking-like), dan beberapa dengan maksila yang memanjang (Meloidae tertentu); fungsi untuk menghisap.
Banyak kumbang yang dapat menghasilkan bunyi walaupun tidak sebagus dari ordo Orthoptera. Bunyi dihasilkan dari aktivitas makan dan terbang, memukulkan beberapa bagian tubuh pada subtrat dan dihasilkan oleh alat penghasil suara. Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4 subordo, yaitu :
a.Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family
b.Myxophaga, total 4 family
c.Adephaga, total 8 family
d. Polyphaga, total kurang lebih 138 family
Beberapa famili dari serangga ini yang sering dijumpai adalah, Carabidae, Cicindelidae, Hydrophilidae .
2.3.1 Subordo Adephaga
Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-koksa belakang yang membagi-bagi sternum abdomen pertama yang kelihatan.  Batas dari posterior sternum ini tidak meluas secara sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-oleh koksa- koksa belakang.  Hampir semuanya mempunyai antena yang berbentuk rambut, mempunyai sutura-sutura notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa (Hadi M.2009).
      Familia Cicindelidae
Fase imago Cicindelidae hidup bebas, larvanya hidup dalam tempat perlindungan dimana dia dapat menangkap mangsa yang lewat. Contoh: Cicindela sp. Pada siang hari banyak berterbangan di jalan-jalan atau di tempat kering. Larva Cicindela hidup pada lubang dalam tanah dan siap menangkap mangsa. Bentuk kepalanya pipih dan bisa digunakan sebagai penutup liang. (Hidayat Otang,dkk. 2004)
      Family Carabidae (ground beetles)
Famili ini termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih dari 30 ribu spesies), sebagian besar anggotanya bersifat predator, baik larva maupun dewasanya dan pada serangga lain, beberapa snail-specialists.  Larva dan imagonya sangat aktif, meski beberapa mendiami lubang, misalnya tiger beetles.
Anggota Carabidae mempunyai tiga kelompok ekologi, yaitu geofil, hidrofil, dan arboreal.  Dalam kehidupannya ada yang bersifat diurnal dan nocturnal, baik diurnal maupun nocturnal merupakan strategi pencarian mangsa. Untuk perlindungan dirinya, banyak spesies mempunyai pertahanan kimia yang dihasilkan dari kelenjar abdomen.  Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang menghasilkan bahan kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah anal yang mengeluarkan asap, ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor) yang mempunyai reservoir, vestibule (enzym interjected) yang menghasilkan quinon panas (kira-kira 100 C).
      Family Dytiscidae (water tigers, kumbang penyelam predator)
Larva dan imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik), tetapi imago penerbang aktif dan tertarik pada cahaya.  Selain itu keduanya bersifat predator pada sebagian besar serangga, beberapa pada moluska, amfibi, dan ikan. Larva mempunyai lubang (hollow) pada bagian mandibel yang seperti sabit (pencernaan ekstra oral), pada saat mereka menyerang seekor korban mereka menghisap keluar cairan-cairan tubuh melalui lubang-lubang di dalam mandibel tersebut.
Larva menerima gas melalui spirakel caudal dan insang abdomen, untuk beberapa spesies menerima gas melalui integumen. Pada serangga dewasa, permukaan caudalnya end-up yang digunakan untuk mengambil gelembung udara pada rongga perut (cavity) subelytra, mereka mengisinya pada waktu ke permukaan.  Tungkai bertipe natatorial, baik pada larva maupun imago, yang berkembang baik pada tungkai metathoraks imago.
      Family Gyrinidae (whirligig beetles)
Larva bersifat akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin) dan abbomial appendaes, berpasangan seperti pada larva Mealoptera.  Imago hidup di permukaan air dan berkelompok (grearious).  Larva dan imago bersifat predator, larva makan berbagai hewan akuatik yang kecil dan seringkali kanibalistik Imago makan serangga-serangga yang jatuh di atas permukaan air dan kadang-kadang saprofag pada hewan yang membusuk. Larva mempunyai mandibel sicle-like, seperti Dytiscidae.  Pertukaran gas pada larva melalui insang abdomen.  Pada imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk organ Johnston yang berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air.  Imago mempunyai mata majemuk yang terbagi menjadi pasangan dorsal (aerial) dan pasangan ventral (submarine).
Pasangan dorsal berfungsi untuk menemukan mangsa, sedankan pasangan ventral untuk menghindari predator.  Gerakan berenang imago tak menentu (erratic), yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks dan metathoraks termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk menghindari predator.
2.3.2 Subordo Polyphaga
Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang kelihatan tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas posteriornya meluas secara sempurna melewati abdomen.  Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju garis tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.
      Family Hydrophilidae (water scavenger beetles)
Serangga ini mempunyai fase larva dan imago di air (akuatik), untuk serangga dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati cahaya.  Larvanya bersifat predator,utuk kelompok terutama pada larva Diptera, sedangkan imagonya bersifat omnivora, pemakan bangkai. Pertukaran gas pada larva, sebagian besar melalui filamen lateral abdomen (insang), seperti pada Megaloptera.  Serangga dewasa jarang menggantungkan kepalanya ke bawah (kebalikan Dytiscidae).  Antena pada permukaan lapisan air menghidrofusi rambut-rambut pada ujung antena, antena "memegang gelembung dan mendorongnya ke venter thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra.  Venter akan terlihat berkilau seperti logam ketika "memegang" gelembung udara. Sebagai fungsi respiratori, antena yang berujung (clubbed), palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan sebagai alat sensor, mirip antena jenis filiform.
Serangga dewasa berenang dengan menggerakkan tungkai-tungkainya yang berlawanan secara bergantian, berbeda dengan Dytiscidae yang menggerakan tungkai-tungkai yang berlawanan secara simultan seperti pada katak.
      Family Staphylinidae (rove beetles)
Dalam karakteristiknya mempunyai persamaan dengan Dermaptera, pendek, elytra berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya, tetapi mempunyai lipatan kompleks pada sayap metathoraks.  Staphylinidae sangat aktif dengan abdomen yang fleksibel.  Larva dan imago bersifat predator atau saprofag, populasinya sangat berlimpah pada sampah dedaunan, tanaman yang membusuk, kayu yang membusuk, dan lain-lain, atau ada juga yang berasosiasi dengan fungi.  Kehadirannya di tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk mungkin berhubungan dengan pengendalian biologis dari lalat-lalat tertentu, misalnya onion maggot.
Dalam famili Staphylinidae ada subfamili yang semiakuatik, yang diketahui dapat meluncur di atas permukaan melalui sekresi bahan kimia dari kelenjar abdomen yang mereduksi tegangan permukaan air.  Kemampuan ini digunakan untuk pergerakan yang cepat dan berguna dalam menghindari predator.  Pertahanan lainnya adalah dengan menghasilkan senyawa kimia yang menyebabkan panas pada kulit manusia. 
           Family Scarabaeidae (white grubs, scarab beetles)
Sebagian besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan bahkan sebagian besar serangga, pada kelompok hewan, pada famili ini terdapat genus terbesar dengan anggota lebih dari 1500 spesies.
Secara ekologi, famili ini terbagi atas 3 kelompok, yaitu serangga fitofag, pemakan kotoran hewan (agen daur ulang), dan untuk beberapa merupakan spesies termitophilous dan myrmecophilous. Serangga yang bersifat fitofag, mempunyai larva berbentuk "C", tipe scarabaeiform, yang disebut tempayak atau grubs.  Larva ini seringkali menjadi hama pada ladang berumput, seperti di lapangan golf, atau hidup pada kayu yang membusuk. Kumbang dewasanya makan pada dedaunan, bunga, dan lain-lain.  Kumbang berperan sebagai stadium awal polinasi, sehingga dianggap sebagai polinator original.  Serangga yang memakan kotoran hewan, lebih berperan sebagai agen daur ulang.  Di Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk mengatasi kotoran hewan yang berlimpah di peternakan.  Perilaku serangga scarabid dalam kehidupan menjadikannya disakralkan masyarakat Mesir kuno, yang dihubungkan dengan Ra (dewa matahari).  Serangga dewasa akan mengunyah sepotong tinja, dibuat sebuah bola, dan menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola tersebut dihubungkan dengan matahari.
Kegiatan peletakan telur oleh serangga dewasa, oleh orang Mesir melihat hal tersebut sebagai pola siklus alam.  Spesies termitophilous dan myrmecophilous, biasanya ditemukan hidup di sarang-sarang atau lubang-lubang vertebrata atau di dalam sarang-sarang semut atau rayap.
      Family Elateridae (wireworm, click beetles)
Larva bersifat subteranian atau hidup pada kayu membusuk, sedangkan dewasanya pada dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis tertarik dengan cahaya.  Larva dan dewasanya bersifat fitofag, beberapa larva merupakan hama pada benih yang baru ditanam dan akar tanaman, misalnya pada tanaman kentang, dan ada juga yang bersifat predator, terutama yang hidup dalam kayu. Larva bertubuh keras (larva hard bodied), bertangkai pendek, head capsul dan mandibel berkembang baik, larva bertipe elateriform, atau untuk famili ini larvanya disebut juga wireworms.
Serangga dewasa dapat membalik dan meloncat, mekanisme clicking ini terjadi dengan melakukan gerakan tulang belakang prosternal secara tiba-tiba kelubang mesosternal, sedangkan posisi normalnya penjepit memegang prosternal pada tepi lubang, dan ketika jepitan dilepaskan, lompatan dimulai.
Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk menghindari predator. Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih efesien sekitar 50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam energi kinetik. Satu genus dari famili Elateridae ada yang bersifat bioluminescence baik pada larva maupun imagonya.  Serangga ini mempunyai traceated fat body cells dan reflector cells. Organ ini sel penghasil cahaya, mengontrol pemancaran cahaya oleh pengontrolan suplai udara ke organ-organ tersebut. Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada pada fireflies, (kunang-kunang, family Lampyridae).
Ketika berada di tanah, imago biasanya bercahaya pada 2 spots pada pronotum (hijau kekuningan), sedangkan 1 spots ventral pada dasar abdomen (merah) digunakan sebagai landing light.
      Family Coccinellidae (lady bugs, lady bird beetles)
Larva dan imago biasanya pada dedaunan, serangga dewasa dari banyak spesies melaui musim dingin dalam kelompok yang sangat banyak. Serangga yang bersifat predator, aktif mencari mangsa pada serangga kecil dan bertubuh lunak, misalnya aphids, hal ini sangat berguna dalam pengendalian.
Contoh klasik dari kontrol biologis dari kumbang coccinellidae adalah diimpornya Rodolia cardinalis dari Australia (1888) untuk mengendalikan cottony cushion scale ( Icerya purchasi) yang menghancurkan industri jeruk di California.  Untuk spesies fitofag, banyak yang menjadi hama kebun yang merusak, seperti Mexican bean beetles. Beberapa spesies ada yang bersifat mycetofagus (pada mildews).
Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid beragregasi melewati musim dingin, mengikuti sinkronisasi siklus hidup dengan siklus hidup aphid. Untuk pertahanannya, dewasa umumnya berpura-pura mati yang dihubungkan dengan reflex bleeding yang berhubungan dengan pertahanan kimiawi.
      Family Tenebrionidae (darkling beetles)
Famili Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang hampir sama dengan Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada kayu yang membusuk, sedangkan imago di tanah atau kayu dan beberapa tertarik pada cahaya.  Larva dan imago bersifat fitofag atau mycetofag, larva pada akar, kayu,atau fungi.  Sebagian spesies merupakan hama kosmopolitan pada butir padi.  
Serangga ini beradaptasi dengan baik pada habitat xeric, dengan hard-bodied, elytra bersatu, beberapa dengan sayap metathorak tereduksi atau tidak ada sama sekali, dan sistem cryptonephridial berkembang baik.  Secara ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan untuk menyimpan air. Kelenjar abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik, quinon berwarna dan baunya tidak enak. Karakteristik posturnya sesuai untuk pertahanan misalnya pada Eleodes dengan headstand. Serangga ini juga mengsekresikan feromon intraspesifik, sekresi kimiawi sebagai feromon agregasi.
     Family Meloidae (blister beetles)
Larva berkembang pada masa telur belalang, atau beberapa hidup di dalam sarang-sarang lebah liar pada tahapan larvanya, dimana mereka makan telur-telur lebah dan makanan yang disimpan (provisions) di dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur. Imago pada dedaunan, bersifat fitofag atau tidak makan. Serangga ini mengalami hypermetamorfosis, dengan instar-instar larva yang berlainan dan sangat berbeda bentuknya. Instar larva yang pertama, bertungkai panjang dan aktif, disebut triungulin, berbentuk seperti campodeiform, mencari telur belalang atau sarang lebah kemudian berganti kulit.
Pada jenis yang berkembang di sarang lebah biasanya triungulin memanjat pada sebuah bunga dan dirinya ditempelkan pada seekor lebah, sehingga terjadi perpindahan (phoresy), terutama parasitoid lebah. Pada satu grup, dewasa mempunyai maksila yang termodifikasi (galea), membentuk tabung penghisap untuk makan pada nektar.
     Family Cerambycidae
Larva dan imago bersifat fitofag atau saprofag, Larva pada kayu mati (xylofag), beberapa merupakan hama hutan minor. Imago ditemukan pada kayu (gelondongan), sering tertarik pada kayu yang segar/baru dipotong, dan pada bunga, banyak yang berambut dan berfungsi sebagai polinator seperti pada banyak Scarabaeidae.  Serangga dewasa berwarna-warni untuk spesies diurnal sedangkan untuk spesies nocturnal, warna tidak menarik, banyak spesies nocturnal yang tertarik pada cahaya.
     Family Chrysomelidae (leaf beetles)
Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya yang merupakan spesies hama serius (terutama larva). Perilaku satu grup (subfamily Hispinae), mengumpulkan dedaunan.  Beberapa serangga dewasa mempunyai kebiasaan mimic fecal pellets.
     Family Curculionidae (weevils, snout beetles)
Famili Curculionidae merupakan famili terbesar dalam Ordo Coleoptera, anggotanya lebih dari 60 ribu spesies.  Larva dan imago bersifat fitofag, banyak yang memiliki inang spesifik, dan banyak juga yang merupakan hama penting, seperti cotton  boll weevil, rice dan maize weevil, alfalfa weevil, dan lain-lain. Permukaan kumbang membantu pertumbuhan fungi, algae, lichenes, liverworts, mosses, kumbang ini merupakan inang untuk protozoa, rottifers, nematoda dan mites.
2.4 Contoh spesies dari Coleoptera (Tomcat)

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Subordo : Polyphaga
Familia : Stapilinidae
Genus : Paederini
Spesies :Paederus Sp.
Serangga  Paederus Sp (tomcat)  memiliki badan berwarna oranye dengan bagian bawah perut (abdomen) dan kepala berwarna gelap. Bila merasa terancam akan menaikkan bagian perut sehingga nampak seperti kalajengking. Ada 622 spesies yang menyebar di seluruh dunia. Spesies di Indonesia yang menyebabkan dermatitis adalah Paederus peregrine
Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE mengatakan beberapa tahun terakhir, dilaporkan adanya gangguan kesehatan Dermatitis Contact Irritant, yang diakibatkan oleh racun paederin (C25H45O9N) yang ada di badan serangga Tomcat, kecuali di sayap
Biasanya, setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah (erythemato-bullous lession) yang menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar. Pada kasus yang jarang tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti. “Kulit yang terkena racun paederin (biasanya daerah kulit yang terbuka) dalam waktu singkat akan terasa panas”, Perlu dipastikan bahwa tidak ada riwayat terkena bahan kimia atau luka bakar. Lesi pada mata menyebabkan periorbital conjunctivitis atau keratoconjunctivitis dan dikenal dengan Naerobi’s Eye. Dermatitis terjadi bila bersentuhan secara langsung dengan serangga ini, atau secara tidak langsung, misalkan melalui handuk, baju atau barang lain yang tercemar racun paederin


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ordo Coleoptera (bangsa kumbang) Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
Terdapat tiga sub ordo meliputi Archostemata, Myxophaga, Adepagha,dan polyphaga tetapi pada subordo Archostemata jarang dikenal karena termasuk serangga primitif. Sedangkan pada adepagha terdapat 8 family dan polyphaga terdapat 115 family, Myxophaga terdapat 4 family.


DAFTAR PUSTAKA

Borror. D.J. Triplehorn C.A dan Jhonson.1992.pengenalan pelajaran serangga Edisi keenam (terjemahan)_penerjemah : Partosoedjono S. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Hadi M, dkk.2009.Biologi Insekta Entomologi.yogyakarta: Graha Ilmu
Hidayat Otang,dkk. 2004. Dasar-dasar Entomologi. Bandung: IMSTEP
WWW. Bugguide.net
WWW.Edukasi.net


1 comments:

Unknown said...

gak bisa di coppy :(

Post a Comment